Chapter 15: Garbage Mouth

6.2K 674 14
                                    

"Jangan karena Kenzie berhasil kau rayu, kau menjadi lupa diri!" bentak Yesi marah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan karena Kenzie berhasil kau rayu, kau menjadi lupa diri!" bentak Yesi marah. Wanita itu menatap Aria tajam!

Aria mengepalkan tangannya ketika merasa punggungnya sedikit linu. Sebab Lana mendorongnya tubuhnya menggunakan kekuatan vampir miliknya.

"Ingat Aria! Jangan sombong. Kau tidak ada bedanya dengan jalang diluar sana. Kedudukanmu tidak membuatmu pantas untuk berdiri di sampingnya." ucap Merlin sinis.

Lana tersenyum puas, begitu juga dengan Yesi dan Merlin. Menjadi kepuasan tersendiri melihat Aria tidak berkutik melawan mereka. Beruntung Kenzie sedang tidak berada di sana jadi mereka bisa beraksi. Caesa juga tidak bisa lagi melindungi Aria.

Aria tersenyum kecil, Gadis mengangkat wajahnya dengan tatapan dingin. "Jalang! Jalang! Jalang! Kenapa kalian tidak pernah berkaca?"

"Apa maksudmu?" tanya Merlin kesal. "Kau yang harusnya bercermin! Sudah jelas-jelas kau menggoda Kenzie. Tapi masih mengelak! Dasar ular!"

"Mungkin dia memiliki wajah tebal! Sok polos!" sinis Lana melipat tangannya di depan dada.

"Pengecut kalian! Main keroyokan! Hanya bisa mengandalkan mulut untuk menjatuhkan hidup orang lain."

Hap

Aria menahan tangan Merlin yang hampir menampar pipinya. Terlihat Gadis itu kesal dengan perkataannya. "Kenapa kau tidak melakukan sesuatu yang berfaedah. Seperti bercermin sebelum menghujat! Apa mulut kalian memang semudah itu untuk mengeluarkan kata-kata sampah!" sinis Aria menghempaskan tangan Merlin.

"Kau!" tunjuk Yesi dengan wajah merah padam.

"Apa?" Aria menaikkan sebelah alisnya menantang. "Kekurangan cermin? Aku memiliki banyak stok jika kau mau."

"Sialan kau Aria!" geram Yesi. Memukul wajah Aria tetapi Gadis itu mengelak sehingga pukulan Yesi mengenai dinding yang keras. Sontak Gadis itu meringis kesakitan dan meniup tangannya.

Mata Aria menangkap Lovan dan Legie yang hendak mendekat. Tetapi Gadis itu memberi isyarat agar keduanya tidak mendekat. "Aku bisa mengatasinya!" kode Aria dengan gerakan tangan di bawah.

"Dia memang bisa membalikan fakta!" tuduh Merlin. "Karena kenyataannya pria yang kucintai juga direbut olehnya. Tetapi wajahnya sangat polos! Seakan dia tidak melakukan kesalahan apapun."

Lana dan Yesi memasang wajah kaget. "Benarkah?"

Merlin tersenyum sinis. "Dia berlagak seakan tidak melakukan apapun. Nyatanya dia lihai menggoda pria dengan wajah sok polosnya!"

Aria tidak tersinggung atau merasa sedikitpun. Gadis itu hanya menunggu para gadis ini selesai mencurahkan kekesalannya kepada dirinya.

"Menjijikkan!" tatapan menghina Yesi layangkan pada Aria.

"Masih mau mengelak, jika kau tidak menggoda Kenzie?" tukas Lana. "Aku tidak percaya jika kau sehina itu!"

"Tidak cukupkah satu pria?" tanya Yesi sinis. Merlin tersenyum puas melihat kedua temannya begitu membenci Aria.

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now