Chapter 25: Endless Destiny

5K 504 38
                                    

Kening Aria sudah sembuh berkat tangan ajaib Kenzie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kening Aria sudah sembuh berkat tangan ajaib Kenzie. Entah apa yang dilakukan pria Demon itu, yang pasti dalam satu sentuhan luka di tubuhnya akan sembuh.

Luar biasa!

Kekuatan bangsa Demon memang tidak bisa dianggap remehkan. Bisa setara dengan kekuatan seorang dewa!

"Maaf! Seharusnya aku membawamu terbang." ucap Kenzie dengan raut wajah bersalah. Dia tidak suka melihat ada luka di tubuh Aria.

Gadis yang diajaknya berbicara malah tersenyum manis. Mengalahkan gula, hingga Kenzie selalu gemas melihat senyumannya.

"Tidak!" tolak Aria. "Lebih baik aku berjalan kaki daripada terbang." Karena itu membuatku pusing. Tambahnya dalam hati.

"Kakimu bisa lecet."

"Aku menggunakan alas kaki. Jadi tidak mungkin lecet, kau saja yang berlebihan." cibir Aria karena menurutnya Kenzie selalu berlebihan menyangkut hal sepele.

"Tidak ada yang berlebihan untuk kebaikanmu." Kenzie mencubit hidung Aria gemas.

Aria melotot kesal. Tangannya terangkat mengusap hidungnya yang sudah memerah. "Kau membuat ukuran hidungku menjadi semakin kecil."

Kenzie tertawa kecil karena menurutnya perkataan Aria ngaco. "Itu hanya teori yang kau buat."

"Suka-suka aku lah! Mulutku ini."

Sepasang kekasih itu malah meneruskan perbincangan mereka dengan obrolan dan candaan kecil.

Mengabaikan dua makhluk yang menonton di atas pohon. Dengan sebuah apel di tangan mereka! Untung wajah Mereka tampan, jadi tidak ada yang mengira mereka monyet.

"Apa aku juga akan seperti itu jika memiliki istri?" gumam Gerry yang kemudian menggigit apel di tangannya. Bibir seksinya bergerak sesuai irama kunyahan.

"Mungkin." balas Louis cuek mengedikkan bahunya. Pria itu tidak mau makan apel di tangannya. Malah memperhatikannya dengan teliti. Dasar gabut!

"Louis carikan aku istri!" titah Gerry berseru antusias. Mata pria itu berbinar bling-bling dan mengerjap dengan tempo cepat.

Lantas Louis menatapnya aneh. "Aku bukan babumu!" sinisnya.

"Ayolah! Kau paling tahu tentang wanita daripada aku." rayu Gerry mengedip-ngedipkan matanya memelas seperti kucing minta makan. Membuat Louis merasa ngeri!

Lantas pria itu turun dan mendarat dengan aman di atas tanah. "Cari sendiri!" ketusnya sembari melangkah meninggalkan pohon yang baru saja disinggahinya.

Gerry menceblikan bibirnya kesal. "Dasar teman tidak berguna!"

"Aku masih bisa mendengarmu, bodoh!"

*******

Seorang wanita tampak tenang, mengaduk sebuah cairan berwarna hijau yang berada dalam gelas di tangannya.

Tidak lama kemudian wanita itu berbalik ketika merasakan sesuatu mendekat. Keningnya berkerut samar!

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang