Chapter 58: Personal Guard and Incident

4K 431 13
                                    

Kenzie benar-benar murka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenzie benar-benar murka. Bagaimana mungkin istrinya itu memeluk mesra lengan pria lain dari hadapannya. Dadanya memanas karena terbakar api cemburu.

Dengan santai Aria membalikan tubuhnya dengan kepala menyandar di Legie. Pria itu merasa sebentar lagi nyawanya akan melayang. Tetapi dia tidak bisa menjauhkan tubuhnya dari Aria. Karena Wanita itu mencengkeram lengannya sedikit kuat.

"Kenapa?"

"Aku tidak suka dengan sikapmu yang seperti ini." Tangan Kenzie terkapal menatap istrinya itu tajam. Menahan amarah untuk tidak kembali membentak Aria.

Dengan kejamnya Aria tersenyum kecil. "Sakit?" Wanita itu tertawa tanpa alasan. Kemudian merubah wajahnya menjadi dingin. "Itu juga yang aku rasakan dulu ketika melihat kau memeluk Slavita."

"Kau pikir aku memaafkanmu karena hatiku sudah sembuh. Maaf sayang! Kau terlalu jauh bermimpi. Nyatanya, aku tidak akan pernah bisa melupakan luka itu."

Sorot mata Kenzie melunak. Bahu pria itu juga melemas. Matanya menatap Aria nanar. Dia tahu jika dirinya salah saat itu. Kenzie tidak bisa menampik jika dirinya benar-benar egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

Tetapi kenapa wanita itu malah membahasnya sekarang. Kenapa dia baru mengatakan jika dia masih sakit hati kepada Kenzie. Kenapa?

Seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Kenzie. Aria lantas menengadah menahan air matanya yang hampir jatuh. "Karena Legie lah yang membantuku mengobati luka selain Louis."

Baik Legie maupun Gerry hanya bisa bungkam. Mereka sebenarnya kaget karena Aria melakukan hal ini. Tetapi mereka juga tidak bisa melarang wanita itu mengungkapkan isi hatinya. Apalagi Aria sedang hamil!

Kenzie berlutut di hadapan Aria dengan wajah menunduk. Bahu pria itu sedikit bergetar. Aria memberi kode kepada Gerry dan Legie untuk menjauhi mereka.

"Bunuh aku jika itu dapat mengobati luka di hatimu. Mengobati semua rasa sakit yang pernah kutorehkan padamu. Bunuh aku sekarang!" ucap Kenzie menggeram rendah. Pria itu marah kepada dirinya sendiri. Karena terbuahi dengan kebahagiaan dan perhatian yang dicurahkan Aria. Dia lupa, jika wanita yang begitu dicintainya itu pernah terluka sangat dalam olehnya.

"Itu tidak berguna." gumam Aria yang masih terdengar jelas oleh Kenzie. Hati pria itu terasa sakit seakan dirobek paksa.

"Lalu aku harus apa, amor?" Kenzie mendongak menatap Aria dengan mata merah. Sudut mata pria itu mengeluarkan air mata. Kini Kenzie berada di titik terlemah dalam hidupnya.

Aria berjalan mendekati Kenzie dengan wajah datar tanpa ekspresi. Pria Demon itu menutup matanya dengan tangan terkepal. Ketika melihat Aria mengangkat tangannya seperti orang yang hendak menampar.

Namun, yang Kenzie rasanya adalah sentuhan lembut di pipinya. Sontak pria itu membuka matanya. Menemukan Aria menatapnya dengan air mata yang jatuh. Wanita itu sama berlutut seperti dirinya.

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now