Chapter 30: Finally!

4.9K 542 25
                                    

"Aku tidak mau!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak mau!"

Aqsen mendengus kesal. Itu jawaban yang kesekian kalinya yang dia dapatkannya ketika melontarkan pertanyaan. "Aku ingin kau menjadi istriku!"

Padahal itu bukan kalimat tanya, tetapi kalimat perintah yang tidak bisa ditolak. Namun Gadis itu masih teguh dengan pendiriannya.

"Aku akan menunggumu sampai Kau melupakan dia." ucap Aqsen yang malah dibalas tatapan malas oleh Aria.

"Tidak perlu." tolak Aria ketus. "Meskipun aku sudah melupakannya, aku tetap tidak akan menerima tawaranmu."

Lantas Aqsen berdecak kesal mendengarnya. "Kau sungguh keras kepala. Padahal apa kurangnya aku!" Pria itu berseru kesal.

Dimata Aria, Aqsen itu malah terlihat seperti anak kecil. Ya, selain memiliki wajah yang sedikit imut, Aqsen juga memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada pria lain.

Apalagi temperamennya yang mudah turun naik, mudah tertawa mudah marah. Membuat Aria seringkali menganggap perkataannya sebagai lelucon.

Aria menggelengkan kepalanya. "Aku tetap tidak suka."

"Ish! Aku akan menculikmu jika kau terus menolakku."

"Lah, kok ngancem?" bingung Aria. Tetapi Gadis itu harus mengakui jika kehadiran Aqsen sedikit membuat kesedihannya berkurang.

"Terserah padakku." balas Aqsen mendengus kesal.

"Dimana ada orang yang mau menculik, tapi memberitahukannya dulu kepada sang korban." Aria menggelengkan kepalanya heran.

Aqsen sedikit terdiam, kemudian pria itu menepuk keningnya sendiri. "Eh, iya ya. Duh, kenapa aku melah memberitahumu."

Tanpa sadar Aria mengangkat bibirnya membentuk senyuman kecil. Menurutnya Aqsen itu lucu, lebih cocok menjadi adiknya daripada suami.

"Kau bisa menjadi adikku?"

"Apa?" Aqsen mengerjapkan matanya kaget. "Tidak mau. Enak saja, usiaku 20 tahun lebih tua darimu."

Aria mengerutkan keningnya, kemudian mata Gadis itu berkilat jenaka. "Berarti kau sangat tua."

Aqsen memelototkan matanya dan mencubit pipi Aria. Lantas Gadis itu menepis tangan pria itu kesal. Kenapa sih banyak yang suka mencubit pipiku pikir Aria kesal.

"Aku tidak tua. Umur kita melaju sangat lamban, jadi proses penuaan pun masih akan sangat lama." ucap Aqsen melakukan pembelaan diri.

"Bilang saja jika tidak mau dibilang tua." cibir Aria. Kadang Aria lupa jika pria dihadapannya ini lebih tua darinya.

Karena sikapnya tidak mencerminkan umurnya. Malah terlihat seperti anak kecil yang baru mengenal kehidupan.

*********

Berbeda dengan Aria yang lebih memilih menikmati hidup untuk menutupi lukanya. Kenzie malah mencoba untuk menghabiskan waktu bersama Slavita.

Meyakinkan dirinya, jika memang benar Gadis itu yang selama ini dia inginkan. Bukan Aria!

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang