Chapter 28: Go With Hope You Are Happy

4.4K 538 103
                                    

Putra dewa air, Aqsen memang sudah lama mengincar Aria untuk dijadikan istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putra dewa air, Aqsen memang sudah lama mengincar Aria untuk dijadikan istri. Sejak Gadis itu lahir, roh ibunya yang sudah tiada selalu melindungi gadis itu.

Membuat Aqsen mau tidak mau beberapa kali sempat menemuinya. Hingga ketika beranjak dewasa, Aqsen selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke klan Neptunus.

Tentunya dia tidak mengatakan alasan sesungguhnya, mengapa dia berkunjung. Tetapi untuk beberapa orang tertentu, mereka tahu alasan Aqsen datang.

Sudah dua lamaran yang diajukan oleh Aqsen untuk Aria. Tetapi Gadis itu juga selalu menolaknya dengan alasan yang berbeda-beda.

Kali ini dirinya tidak akan gagal. Karena Aqsen selalu memantau setiap gerak-gerik Aria dan Gadis itu sedang rapuh. Dia akan berada di samping Gadis itu dan membuatnya nyaman.

Agar Aria mau menerimanya sebagai calon suami. Lagi pula tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari Kanzie. Dia sudah menemukan kebahagiaan masa lalunya.

Ini kesempatan emas untuk Aqsen!

"Berhati-hatilah! Kau tidak boleh berhadapan langsung dengan pangeran Immortal itu." ingat Fausien, ayah Aqsen kepada putranya itu.

Dewa air yang merupakan keturunan langsung dari dewa Poseidon.

Aqsen tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Lagi pula apa yang harus di khawatirkan dari pangeran labil itu." ucapnya dengan senyum meremehkan.

Fausien menepuk bahu putranya. "Meskipun begitu, dia adalah putra dari ratu iblis yang memiliki darah separuh Dewi. Kau harus ingat itu!"

Aqsen mengendus sinis, dia sudah lama tidak suka dengan pangeran Immortal itu. Menurut dia adalah pria yang terlalu lamban, untuk mengambil keputusan dan tidak berpendirian teguh pada satu prinsip.

"Dia tidak akan berani padaku, jika Aria bersamaku!"

Fausien tersenyum tipis. "Jangan terlalu percaya diri. Meskipun Aria akan menjadi penerus ibumu, bukan berarti diam mau bersamamu."

Aqsen berdecak kesal mendengar ayahnya yang terkesan sedang mencoba menurunkan semangatnya. "Kau ingin membuatku mundur sebelum berjuang, ayah?" tanyanya dengan kesal yang ketara.

Pria paruh baya itu terkekeh kecil. "Tidak. Hanya saja menurut Ayah kau masih sangat kecil. Ayah tidak mau kau meninggalkan Ayah sendirian nanti."

Pria muda itu terdiam mendengar perkataan ayahnya. Ibunya sudah lama tidak ada, sejak usianya masih sangat muda.

Jadi selama ini, ayahnya selalu bersamanya baik melakukan pekerjaan atau ataupun melakukan hal biasa.

Hanya saja kadang satu tahun sekali, roh Dewi air yang merupakan status ibunya dulu. Sering berkunjung atau menggambarkan sesuatu.

Jadi Aqsen tidak pernah merasa jika ibunya itu sudah pergi. Dia merasa ibunya selalu ada bersama dirinya dan ayahnya.

********

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang