Chapter 10: Bloody Mission

7.2K 780 21
                                    

Rumah bordil yang berada di ujung kota, merupakan tempat pusat para bandit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumah bordil yang berada di ujung kota, merupakan tempat pusat para bandit. Entah siapa yang berada di balik ini semua, tetapi mereka sangat keterlaluan.

Aria dan Caesa menyamar menjadi penjaga pria. Mereka sudah menghilangkan bau mereka agar tidak mudah diketahui oleh siapapun.

Mereka tidak sudi jika harus menyamar menjadi pelacur. Mereka tidak mungkin menurunkan harga diri mereka, menjadi serendah itu hanya untuk misi seperti ini.

"Hei kalian! Bantu kami membawa para gadis ini!" titah seorang bandit gemuk. Sepertinya mereka sudah mendapatkan santapan yang bagus.

Aria meringis ketika melihat 4 orang Gadis muda diikat kencang seperti hewan. Para bandit ini sungguh tidak memiliki hati nurani pikirnya.

Dengan berat hati Aria membawa mereka masuk, untuk mengetahui lebih jauh di mana tempat para Gadis itu disembunyikan. Caesa merasa jijik menginjakkan kakinya di tempat  laknat ini, begitu juga dengan Aria yang ingin menangis.

Di sana ada beberapa pelacur yang sejenis dengannya, mermaid. Sungguh! Aria malu melihatnya.

Ternyata ada sebuah ruang bawah tanah di rumah bordil itu. Di sana sangat luas dan ada tempat yang mirip seperti ruang pemujaan.

Terlihat sebuah ruangan terisi oleh banyak gadis muda. Mereka terlihat menyedihkan dengan mata merah karena tangisan.

Hati Aria menjerit melihat para Gadis itu, yang seperti tidak diberi makan 1 minggu. Tidak bertenaga lemah dan pucat.

"Buka ikatan mereka dan masukan kedalam penjara!"

Caesa menatap Aria memberi gadis itu kode untuk memulai. Karena saat ini di bagian atas sangat berisik, jadi jika mereka beraksi tidak akan terlalu menarik perhatian.

Ini malam hari tentu saja ke rumah bordil itu sangat ramai. Bahkan Aria menulikan telinganya ketika mendengar sesuatu yang menjijikan. Desahan!

"Aku tidak bisa teleportasi, jadi aku akan mengurus para penjaga dan bandit. Kau selamatkan para gadis ini."

Caesa menganggukkan kepalanya. Gadis itu berpura-pura memasukkan para Gadis itu ke dalam penjara. Sedangkan Aria tersenyum kecil dan melemparkan bom asap putih.

Sontak para penjaga dan bandit yang masih tersisa di sana kesulitan untuk melihat. Aria memulai aksinya dan Caesa memindahkan para gadis itu keluar.

Karena para Gadis itu cukup banyak jadi Caesa memindahkan mereka secara bertahap. "Stt... Jangan ada yang berisik. Aku akan menolong kalian." ucap Caesa lembut. Para Gadis yang tadinya ketakutan kini menganggukan kepalanya patuh.

"Ada yang memiliki kekuatan selain aku?" tanya Caesa.

Seorang Gadis mengangkat tangannya. "Aku bisa menurunkan hujan."

Caesa bercak puas. Setidaknya itu bisa membuat tempat itu semakin berisik. Dengan begitu para bandit yang lain tidak akan ada yang turun. "Turankan hujan sekarang."

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now