Chapter 37: Aria's Request

4.4K 499 24
                                    

Sret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sret

"Akh!"

Lana memandang Aria dengan tatapan tidak percaya. Gadis itu menunduk memegang perutnya yang terus saja mengeluarkan darah.

Padahal Lana pikir Aria akan terperangkap, sebab sebelumnya gadis itu di peluk erat oleh wanita yang dikendalikan. Karena sebelumnya Aria juga tidak fokus dengan wanita yang dikendalikan itu.

Tetapi akhirnya malah dirinya sendiri yang tertusuk. Wanita yang dikendalikan itu membuang pedang yang dipegangnya. Dia sudah sadar saat kedua gadis di hadapannya bertempur.

Tiba-tiba saja di pikirannya, ada yang memberitahunya apa yang terjadi dan mengarahkannya untuk melakukan sesuatu. Lantas membuat wanita itu mengikuti arahan dan berakhir dengan menusuk Lana.

"Kerja bagus, Ying." Aria tersenyum kecil karena hanya dirinya yang bisa melihat wujud Ying.

Ya, karena sedari tadi yang memberi bisikan kepada wanita yang dikendalikan itu adalah Ying.

"Sayang sekali, padahal aku sangat tahu jelas jika kau ingin sekali melukaiku." Aria mengeluarkan wajah bersalah. Tangannya gadis itu terulur hendak memegang tubuh Lana.

Tuk

Sebuah batu kerikil melesat cepat ke tangan Aria. Membuat Gadis itu tidak sempat menghindar dan tangannya terluka. "Aw!"

Ketika Aria kembali melihat Lana Gadis itu sudah tidak berada di tempatnya. Sebuah decakan keluar dari bibir gadis itu. "Hampir saja."

*******

Aria tidak berhenti memasang menekuk wajahnya. Gadis itu kesal karena mendapatkan omelan dari Kenzie.

"Ini hanya luka kecil, astaga." Aria mengusap wajahnya dramatis.

Tuk

"Aw!"

Gadis itu kembali menarik tangan yang terasa sakit, karena Kenzie memukulnya tepat di daerah yang terluka. Padahal lukanya hampir benar-benar tertutup.

"Sakit?" tanya Kenzie dingin.

Aria menganggukkan wajahnya dengan ekspresi cemberut. Kenzie selalu bisa membuatnya tidak dapat berkutik.

"Jangan mengabaikan sebuah luka. Meskipun kecil itu tetap saja luka yang bisa terasa sakit kapanpun."

Aria mengerjapkan matanya bingung. Apakah Kenzie sedang menyindir dirinya sendiri. Karena tidak secara langsung pria itu mengatakan jika dirinya terluka olehnya, tapi Aria mengabaikan luka itu.

Tatapan Kenzie berubah teduh tangannya terangkat memegang pipi Aria. "Jika sakit, katakanlah! Aku siap membalaskan lukamu meski itu pada diriku sendiri."

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang