Chapter 52: Pseudo Shadows That Stifling

3.8K 435 23
                                    

Wanita itu tersenyum sinis, hari ini dirinya kalah dua kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wanita itu tersenyum sinis, hari ini dirinya kalah dua kali. Tetapi lihat saja ketika dia menemukan tubuh yang baru dia akan membalas dendam.

Ternyata yang menusuk wanita itu dari belakang adalah Kenize. Pria Demon itu lantas meletakkan jari telunjuknya yang sudah diiris di kening Wateria.

Wanita itu menjerit sejadi-jadinya, rasanya benar-benar panas seperti membakar tubuhnya padahal ini di dalam air. Sial! Aku tidak menyadari keberadaannya Wateria kesal.

Di detik-detik terakhir, Wateria melemparkan sebuah bola hitam pada tubuh Aria. Wanita itu tidak sempat menghindar karena fokusnya pada beberapa mermaid yang terluka.

Kenzie dengan cepat menarik Aria, wanita itu selamat namun tidak dengan mermaid yang ditolongnya.

"Sialan kau Kenzie!" Wateria menjerit dengan tubuh yang perlahan menghilang. Jiwa wanita itu tidak akan bisa lagi mencari tubuh lain karena sudah terikat dengan darah milik Kenzie.

"Erin!" Aria menjerit melihat tubuh sahabat sekaligus pelayannya itu mulai transparan.

Erin tersenyum tipis dan mulai menutup matanya. Ini akhir hidupnya! Dimana ketika mermaid mati dia akan menjadi buih di lautan.

"Tidak, tidak!" Aria berenang cepat ke arah Erin. Tetapi terlambat! Tubuh Gadis itu hilang dengan buih yang bergerak ke atas permukaan air.

"Erin!"

Jika Kenzie tidak memeluk Aria, mungkin tubuh wanita itu sudah menyentuh permukaan dasar laut. Aria tidak sanggup berkata-kata lagi ketika melihat banyak bangsa mermaid yang terluka dan sebagian mulai transparan.

"Amor!"

Ketika matanya menatap sang ibu yang telah menangis sembari memeluk tubuh ayahnya. Aria mengedipkan matanya dengan air mata yang menetes.

Mata wanita itu beralih menatap wajah Kenzie. Terlihat jelas dari sorot matanya penuh penyesalan dan rasa sakit yang begitu dalam. Membuat perasaan Kenzie menjadi tidak tenang.

"Jangan lakukan sesuatu yang membuat aku membencimu, Amor." bisik Kenzie dengan mata yang terpejam dan tangan yang memeluk tubuh mungil Aria erat.

"Maaf! Maaf Zie. Aku tidak bisa hidup dengan rasa penyesalan yang akan terus menghantuiku." balas Aria suara lirik yang menyayat hati.

"Jangan, ku mohon!" Kenzie memeluk Aria seakan tidak akan ada hari esok.

Aria tersenyum samar dia akan merekam baik-baik perasaan ini. rasa hangat dan nyaman di pelukannya suaminya ini akan sangat dia rindukan.

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now