Chapter 42: Dementia

4.4K 456 9
                                    

Kenzie berjalan dengan tatapan dingin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenzie berjalan dengan tatapan dingin. Setiap orang yang melihatnya ketakutan melihat aura yang dikeluarkan oleh pria Demon itu.

Suasana hatinya begitu buruk sejak Aria sadar. Gadis itu tidak mengenalinya sama sekali, hatinya sakit mengetahui itu.

Ini benar-benar kejadian yang langka. Kenzie bahkan belum menemukan kejadian seperti ini sebelumnya dari sejarah nenek moyang.

Aria tidak mengenali orang-orang yang berada di istana itu. Dia hanya mengenali keluarganya saja yang datang setelah mendengar kabar dari Kenzie, jika Putri mereka melupakan separuh memorinya.

"Mom akan membawanya pergi untuk sementara waktu." ucap Serenity menghentikan langkah Kenzie.

Putranya itu berubah menjadi pria yang sangat dingin. Menjawab orang lain saja hanya dengan anggukan kepala atau gelengan kepala.

"Sepertinya ini bukankah gejala dari ikatan darah. Melainkan ada seseorang yang mencoba masuk ketika darah itu masuk ke dalam tubuhnya." jelas Serenity yang membuat Kenzie membalikkan badannya menghadap sang ibu.

"Kita memang kuat! Tapi semuanya lain cerita jika Tuhan yang berkehendak." Serenity tersenyum kecil dan menepuk bahu Kenzie.

Dia berniat membawa menantunya pada sang burung phoenix. Di sana dia akan mencari jawaban dan membongkar teka teki baru.

Hanya saja tidak cukup satu sampai dua hari. Paling sebentar dirinya membutuhkan waktu seminggu karena tempat burung phoenix berada di antara celah ruang dan waktu.

Dengan berat hati Kenzie harus membiarkan Aria ikut bersama ibunya. Dia tidak sanggup jika harus disiksa dengan tatapan asing itu.

********

"Pada awalnya kekuatan itu memang seharusnya menjadi milikku."

Seorang wanita cantik menatap bola putih di tangannya dengan senyum licik. Terdapat sebuah gambar dalam bola itu yang menunjukkan seseorang yang sedang dia pantau.

Kuku runcingnya bermain di atas bola. Ketika gambar di bola itu menunjukkan sosok Kenzie, mata wanita itu memandang dengan penuh ketertarikan.

"Jika aku yang berada di posisinya kau pasti sudah menjadi milikku." ucapnya penuh hasrat memiliki.

********

Aria tidak mengerti kenapa dirinya bisa lupa ingatan. Dia sedikit merasa familiar melihat orang-orang di sekitarnya.

Apalagi pria yang mengaku sebagai suaminya. Siapa namanya? Kezi? Kenji? Keniz? Entahlah Aria lupa bahkan dengan namanya.

Melihat tatapan yang dilemparkan oleh pria itu membuatnya merasakan sesak. Seakan ada kekecewaan dan rasa sakit hati yang tidak bisa digambarkan dari sorot matanya.

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now