Chapter 53: The Gift of Patience

3.9K 461 16
                                    

Louis menghembuskan nafas lega setelah berhasil kabur dari mermaid yang mengejarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Louis menghembuskan nafas lega setelah berhasil kabur dari mermaid yang mengejarnya. Para gadis klan Neptunus itu secara terang-terangan menggoda dan mendekatinya. Sungguh Luis bertanya-tanya di mana urat malunya. Putuskah?

Pria itu sangat risih dan sebal. Lantas meminta izin kepada raja untuk beristirahat dengan alasan pusing. Ya, pusing menghadapi para gadis yang juga berwajah tebal itu.

Ekornya berwarna emas dengan sedikit unsur ungu. Sangat cantik dan juga gagah, tidak sedikit mermaid yang mengatakan jika ekornya sangat feminim. Ini ekor bawaan jadi Louis tidak bisa mengubahnya begitu saja. Meskipun dirinya sangat ingin.

Suara nyanyian yang begitu indah dengan alunan musik masih terdengar di telinga Louis. Setelah acara hening dan khusyuk yang dilakukan untuk memperingati kepergian Aria. Para penghuni istana bawah laut menikmati hidangan dan bersukacita.

Mereka tidak bisa terus terpuruk. Mereka harus menjalani dan menikmati hidup yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Melalui pertolongan Aria. Mereka memiliki keyakinan jika mereka terus terpuruk itu hanya akan membuat Aria menyesali pengorbanannya.

Mengingatnya membuat Louis minyakkanlahkan diri sendiri. Dia tidak ada di samping Aria di saat-saat terakhir wanita itu pergi.

Mata Louis memicing ketika melihat sebuah cahaya melintas dari kejauhan. Mengapa ada cahaya yang masuk ke dalam lautan pikirnya bingung. Sungguh aneh!

Terlintas rasa penasaran di dalam benaknya. Rasa penasaran itu tidak akan terjawab Jika dia tidak melihatnya secara langsung.

Louis tidak bisa bisa berteleportasi di dalam air. Jadi pria itu keluar melalui jendela dan bergerak menuju cahaya. Mencari ke mana arah cahaya itu untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Ketika sampai di tempat yang Luis pikir ini adalah posisi dari cahaya itu melintas. Tidak ada apapun di sana dan tidak ada yang aneh. Hanya terumbu karang cantik bersihkan ikan kecil yang berenang.

"Aish, Padahal aku jelas melihatnya di sini." decaknya kesal. Pria itu berbalik dengan perasaan dongkol. Tetapi berhenti ketika merasakan ada yang mengawasinya.

Louis lantas kembali berbalik. Matanya memicing menelisik apapun yang berada di sana. Tidak ada apapun tapi kenapa Louis merasa ada orang lain di sana.

Mungkin perasaanku saja pikir Louis menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kepalanya sedikit pening dengan beberapa masalah akhir hari ini.

Pria itu memijat keningnya. "Sepertinya aku membutuhkan istirahat." gumamnya. Karena Louis mulai merasa jika dirinya terlalu berlebihan.

Ketika Louis kembali berbalik dan benar-benar pergi dari sana. Seseorang keluar dengan senyum kecil di wajahnya. Bibir terbuka menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Ternyata waktu berlalu sangat cepat. Bukankah begitu, Doly."

*********

Sebuah ruangan gelap yang hanya tersinari oleh cahaya bulan samar dari jendela. Menjadi teman seorang pria yang sedang duduk di sebuah ruangan dengan sebuah buku kuno di tangannya.

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now