ROSE 68

273 49 5
                                    

" Baiklah. Kita akan memainkan sandiwara ini. " Putus Rose. Ia tidak bisa berpikir lagi.

Lebih baik mengenyahkan rasa itu dengan benar-benar bersandiwara, berpura-pura, hingga selesai lalu pergi menjauh, tanpa ada rasa sakit hati karena memendam rasa yang tak pasti.

" Bagus. " Ucap Edward dingin.

" Berapa lama kita akan melakukannya? "

" Tidak ada batasan waktu. Ada apa denganmu? " Tanya Edward heran. Tak biasanya Rose berbicara sedingin ini kepadanya.

" Tidak ada batasan waktu katamu? Yang benar saja. Aku tidak ingin bersandiwara selamanya. "

" Kita harus membuat kesepakatan kapan berakhirnya sandiwara ini Edward. " Tambah Rose lagi.

Edward semakin bingung.
"Kesepakatan? Untuk apa Rose? "

" Kita sedang berbisnis bukan? Maka aku akan melakukan semua itu dengan latar belakang bisnis. "

" Aku akan mengambil keuntungan ku. " Cecar Rose.

" Apa yang sebenarnya kau pikirkan? " Tanya Edward curiga.

" Aku hanya mencoba bersifat realistis. Kau bilang aku akan mendapatkan apapun yang aku inginkan bukan? Maka aku akan mengambilnya. Tenang saja, aku tidak akan meminta hatimu. " Sindir Rose.

" Aku tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Rose. " Sela Edward.

" Kau sangat tahu apa yang aku bicarakan Edward. Dalam sandiwara ini, kau mendapatkan keuntunganmu dan aku akan mengambil keuntungan ku pula. Adil bukan? "

"Aku akan mengajukan beberapa syarat untuk itu Edward, kau harus menyetujuinya jika kau ingin aku ikut berperan dengan baik. " Lanjut Rose.

" Kau ingin bermain-main dengan ku Rose? " Tanya Edward, heran.

" Bukan aku. Tapi kau yang ingin bermain-main. Kau memainkan perasaan semua orang. Apa kau mengerti?! " Rose tak bisa lagi menahan dirinya.

Sontak saja Edward terkejut ucapan Rose. Ia tak menyangka Rose akan berkata seperti ini kepadanya.

"Kau mencoba mempermainkan ibumu, Monica, aku dan juga Paula. Kau mempermainkan perasaan banyak wanita. " Rose menggelengkan kepalanya, menunjukkan kekecewaannya pada Edward.

Edward terdiam di tempatnya.

" Tapi baiklah. Jika memang kau perlu bantuan ku, maka aku akan membantumu dalam hal ini. Dan ini hanya sebatas teman kerja. Tidak lebih. " Ucap Rose.

" Bagaimana dengan kita? " Tanya Edward.

"Kita? Ada apa dengan kita? " Rose tertawa perih.

" Kau benar-benar membingungkan. " Cecar Edward.

"Aku? Membingungkan?? Bukan kah semua ini kemauan mu? Kita berpura-pura di depan Monica dan Ibumu? Kau tidak menganggapku apapun. Dan kau bilang aku membingungkan? " Rose tertawa getir lagi.

Edward masih diam tak bicara. Ia mencoba mencerna semua ucapan Rose.

" Mainkan saja peran mu Rose. Aku tidak ingin membahas ini lagi. Besok, aku akan membawamu tinggal bersama ku. Siapkan barang-barang yang ingin kau bawa. Aku pergi. "
Edward keluar dari kamar Rose, meninggalkannya dalam keadaan tertegun.

" Sial. " Umpat Rose geram.
Tanpa ia sadari air matanya mengalir di pipi kirinya.

Rose hanya bisa menahan perasaannya. Ia tak pernah menyangka akan seperti ini hubungan antara dirinya dengan Edward.

*

*

*

Setelah sampai di rumahnya, Edward langsung pergi menemui Paula di kamarnya.

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now