Rose-17

3.3K 281 13
                                    

Rose kembali menyisir rambut dengan jari-jari kecilnya, ia bernyanyi kecil di depan cermin seakan memberitahu pada cermin itu bahwa ia sedang bahagia hari ini. Ya, Rose bahagia hari ini karena ia akan mengungkapkan perasaan yang ia miliki pada Liam.
Sejak kapan ia memiliki rasa pada Liam? Entahlah Rose tidak peduli akan hal itu.
Rose tersenyum di depan cermin, melihat ke dalam bayangan dirinya. Seorang wanita dengan dress tanpa lengan bewarna peach, sepatu balet hitam tipis, rambut tergerai dengan indah tengah tersenyum padanya. Rose menguaskan maskara pada bulu mata atas agar terlihat tebal dan lentik serta tak lupa ia memberikan sedikit sentuhan lipgloss merah muda ciri khasnya di bibir mungil miliknya.
Sederhana namun Sempurna, cantik natural tanpa make up dan tampilan yang berlebihan. Itulah Rose Vallery.

Waktu menunjukkan pukul 17.14.
Rose mengambil mantel cokelat mudanya di balik pintu kamar dan menggantungnya di tangan. Suara bel di pintu depan menyiratkan bahwa seseorang sudah datang dan menunggu. Rose tak sabar ingin cepat sampai di pintu dan membukanya, untuk melihat siapa yang datang.
Liam, itu pasti dia.
Teriak batin Rose senang.

Rose menambah senyum lebarnya saat pintu terbuka dan mendapati bahwa benar sosok Liam yang berada disana menanti dirinya.
"Hai.." Sapa Rose gugup.
"Hai Rose. Kau terlihat.. Cantik.." Puji Liam, bibirnya tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada sosok Rose yang tengah berdiri tepat di hadapannya.
"Terima kasih." Jawab Rose singkat, ia tidak tahu harus menjawab apa atas pujian yang Liam berikan padanya.
"Bisa kita pergi sekarang?" Tanya Liam ragu.
"Tentu." Jawab Rose singkat.
Ia benar-benar gugup, mengingat ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu untuk memberikan kepastian pada Liam.

Langit malam tidak begitu cerah, udara sedikit dingin dikarenakan hujan baru saja mengguyur kota. Rose dan Liam masih duduk di tempat mereka, sebuah restoran kecil dengan interior sederhana sengaja mereka pilih untuk menikmati makan malam romantis.
"Bukankah aku harus bekerja Liam? Aku sudah sangat terlambat." Keluh Rose, merasa tidak nyaman.
"Kau masih ingin bekerja disana?" Tanya Liam.
Rose mengerutkan alisnya tidak mengerti.
"Umm.. Apa kau keberatan jika aku bekerja disana?"
"Tidak. Jujur saja, aku akan sangat senang jika kekasihku bekerja satu tempat denganku." Kata Liam dengan hati-hati.
Wajah Rose bersemu merah mendengarnya. "Tapi sepertinya kau keberatan." Goda Rose.
"Tidak. Aku tidak keberatan." Jawab Liam gigih.
"Liam, apa kau yakin dengan hubungan ini? Lihat aku, kita jauh berbeda. Apa yang—"
"Apa kau ragu?" Sela Liam cepat.
Rose mengerutkan alisnya, "Tidak."
Liam tersenyum pada Rose, ia meraih tangan Rose dan membawanya ke bibir lalu mengecupnya lembut. Rose gemetar menerima perlakuan manis Liam, wajahnya bersemu merah serupa dengan warna wine di gelasnya.

"Aku benar-benar terlambat hari ini, manager tempatku bekerja akan memecatku jika dia tahu aku terlambat 2 jam." Keluh Rose ketika mobil mereka sampai di club.
Liam tersenyum geli mendengar ocehan Rose yang memang tertuju pada dirinya.
"Bosmu itu tidak sembarangan memecat orang Rose, apalagi jika itu kau. Kekasihnya.." Bantah Liam, ia menatap kedalam diri Rose.
Rose yang mendengar kata-kata manis itu pun langsung menoleh ke arah Liam dan menyipitkan matanya.
Lalu Rose tersenyum, melihat bingkaian senyum penuh arti milik Liam yang ditujukan padanya.
Rose terdiam dan tegang saat Liam memberanikan diri untuk mendekatinya. Wajah mereka semakin dekat dan semakin dekat. Harum nafas Liam sudah terasa di wajahnya, berhembus pelan dan memabukkan. Bibir itu, apakah bibir itu akan menyentuh bibirku? Tanya Rose panik di dalam hatinya. Ia tidak bisa bergerak, maju atau mundur.
Rose hanya bisa memejamkan matanya saat wajah Liam benar-benar dekat dengannya bahkan terasa di kulit wajahnya. Dan Rose merasakan bibir lembut dan hangat itu menempel di bibir mungilnya.
Liam menciumku?
Rose luruh, ia merasakan panas di wajahnya dan membalas ciuman hangat Liam.

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now