ROSE 61

1.9K 189 19
                                    

Rose tersadar dari tidurnya. Ini pukul 6 pagi, tak perlu alarm untuk membangunkannya. Ia sudah terbiasa untuk bangun tepat waktu karena harus bersiap pergi ke sekolah untuk mengajar.

Ketika ia membuka matanya, ia di suguhkan oleh pemandangan yang mampu membuatnya terpesona. Sosok Edward si duda tampan tengah tertidur pulas di hadapannya. Dengan mata yang terpejam, menampakkan bulu mata lentik indahnya. Mulutnya sedikit terbuka dan ia mendengkur pelan. Sebelah tangannya terletak di atas antara perut dan dadanya. Sebelah lagi ia letakkan di bawah kepalanya.

Mereka satu ranjang lagi, namun tak ada seks sama sekali. Mereka hanya bicara, kadang bersenda gurau, saling menggoda dan tertawa cekikikan. Sesekali Edward mencium Rose, Rose tak keberatan dan membalasnya. Namun mereka mencoba menahan diri untuk tidak melakukan lebih. Karena memang waktu yang kurang tepat. Setelah pengakuan Edward tentang perasaannya, Rose sedikit menjaga jarak namun tidak begitu kentara. Mungkin hal itu juga Edward rasakan. Untuk itu ia tidak ingin memaksa Rose untuk melakukan seks dengannya.  Walau jujur saja, sebagai lelaki normal ia sangat ingin menerkam Rose saat itu. Sudah sangat lama ia merindukan sentuhan Rose di tubuhnya. Ia terus saja terbayang oleh setiap bentuk tubuh dan sentuhan yang pernah Rose berikan padanya. Di tambah lagi beberapa hari yang lalu saat ia mendapati berita palsu yang membuatnya benar-benar marah dan emosional. Ingin rasanya ia memelampiaskan semua kemarahannya dengan menenggelamkan dirinya di dalam pelukan Rose dan tubuhnya. Belum lagi hari kemarin yang membuatnya benar-benar geram pada pendirian sang Ibu yang sama sekali tidak peduli dengan penolakan Edward. Begitu juga pada Rose yang menolaknya mati-matian. Rasanya ia ingin sekali menghukum wanitanya ini agar menyesal telah menolaknya.

Edward beberapa kali mencoba meruntuhkan pertahan Rose dengan terus menggodanya dengan setiap sentuhan. Namun tetap saja, Rose sepertinya mati rasa akibat pengakuannya. Ia tidak menolak, namun sebisa mungkin ia menyadarkan Edward atas perlakukannya. Ia selalu menggelengkan kepalanya dengan tatapan sendu yang mengandung arti. Akhirnya Edward menyerah, ia tak ingin melukai hati Rose dengan terus mendesaknya. Edward memilih berbaring telentang di tempat tidur kecil milik Rose dan ia menarik tubuh wanitanya itu hingga Rose ikut berbaring dengan posisi kepalanya di dada Edward, Edward memeluknya erat dan mencium puncak kepala Rose. Rose tersipu dan sedikit memerah mendapatkan perlakuan manis itu. Ia membalas pelukan hangat Edward, lalu memejamkan matanya berusaha untuk menahan gejolak dalam dirinya hingga akhirnya ia tertidur dalam pelukan hangat Edward.

Rose berharap bisa menikmati pemandangan ini sampai Edward terbangun nanti. Namun ada kewajiban yang harus ia tunaikan dan lebih penting daripada terus memperhatikan  Duda tampan ini.
Ia bergerak sepelan mungkin, agar Edward tidak terganggu. Setelah ia turun dari tempat tidur ia mundur beberapa langkah kemudian kembali memperhatikan duda tampan itu yang sedang tidur.
Rose tersenyum lagi melihatnya, kemudian ia berjalan cepat memasuki kamar mandi untuk segera bersiap berangkat ke sekolah.

Saat Rose keluar dari kamar mandi, ia hanya mengenakan handuk untuk melilit tubuhnya, ia lupa membawa serta pakaian kerjanya ke dalam saat hendak mandi.
Karena Rose tidak terbiasa melakukan itu, ia biasanya mengenakan pakaian di dalam kamarnya karena memang ia hanya sendiri di kamar itu. Tapi kali ini ia sadar, bahwa Edward ada di dalam kamarnya. Tidak mungkin baginya untuk mengenakan pakaian disana.

Saat ia keluar ia mendapati Edward sudah bangun dari tidurnya, tapi sepertinya Edward baru saja terbangun.

"Selamat pagi.. " Sapa Rose malu.

"Selamat pagi. Kau cepat sekali bangun... "  Jawabnya dengan surat serak khas bangun tidur. Dan itu terdengar begitu seksi.

"Karena aku akan berangkat bekerja. " Jawab Rose seakan-akan tak peduli. Ia berjalan menghampiri lemari pakaian dan mengambil pakaian kerjanya lalu berjalan kembali menuju kamar mandi.

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now