ROSE - 30

2.9K 286 28
                                    

Rose POV

"Aku ingin kau pergi sekarang Edward. Kau sudah tahu semuanya.  Sekarang pergilah. " Aku mengusirnya.
Menghapus air mataku dengan kasar, bersikap seolah-olah aku bisa tegar dan bisa menerimanya.

Padahal kenyataannya adalah, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak tahu. Tapi aku berusaha untuk tetap melanjutkan hidupku, setidaknya ada ayah ku yang memerlukan diriku saat ini. Dia membutuhkanku. Hanya dia yang aku miliki dan hanya aku yang dia miliki.

"Tapi–" Edward membantah.

"Aku ingin istirahat Edward." Aku memaksa.

"Aku akan membawamu ke dokter jika perlu. Aku yang menyebabkan ini bukan? "

"Untuk apa? Untuk memberitahu dokter bahwa aku seperti ini karena trauma dan sakit di selangkanganku karena kau perkosa?" Aku berucap kasar.

Edward terkejut mendengar pernyataan ku. Aku juga. Bisa-bisanya aku berkata sekasar itu.

"Pergilah! "

"Oke aku akan pergi. Jika kau membutuhkan apapun, beritahu aku. Hanya itu yang bisa aku lakukan Rose. Aku tidak tahu harus melakukan apa untuk menebus kesalahan terbesarku." Kata Edward.

Menyedihkan bukan?
Dia hanya menawarkan bantuan untukku. Dia tidak akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
Lelaki seperti apa kau Edward?

"Aku pergi. " Katanya, lalu berjalan keluar dari kamarku. Apa yang ia pikirkan sekarang?

Hebat. Dia hanya meminta maaf dan menawarkan bantuan untukku.
Terima kasih.
Tapi aku tidak akan menerima tawarannya. Dia pikir aku semudah ini menerima tawarannya?
Dia pikir cukup hanya dengan meminta maaf?
Dia tidak tahu bagaimana keadaanku sekarang?

Aku kembali menangis setelah kepergiannya. Aku kembali mengunci kamarku, aku tidak ingin ayahku mewawancarai ku dengan berbagai macam pertanyaan setelah dia melihatku tadi. Hati dan tubuhku terlalu sakit untuk melalui ini semua.

***

Rose POV

Dua hari berlalu setelah kesedihanku yang tidak ada habisnya. Aku akui, jika aku terlalu larut dalam kesedihan. Tidak berguna. Waktuku habis begitu saja, jl hanya untuk meratapi kenyataan diriku sekarang. Tidak. Aku harus bangkit lagi, kaki harus semangat lagi untuk menjalani hidupku.

Liam sudah beberapa kali menghubungiku, bertanya kapan aku akan kembali bekerja. Aku berbohong padanya, mengatakan bahwa ayahku sakit dan tidak ada yang mengurusnya. Untuk itu aku meminta cuti beberapa hari untuk mengurus ayahku.

Mengapa aku berbohong kepada Liam? Mengapa aku tidak bicara saja padanya bahwa Edward telah memperkosa ku?
Tapi untuk apa? Agar dia mengasihani ku? Serendah itukah aku?
Tidak. Tidak ada yang perlu ragu soal ini, cukup aku dan Edward yang tahu.   Tapi aku rasa Edward pun telah melupakannya, melupakan kejadian itu.

Ini hari pertamaku mengajar di sekolah lagi, anak-anak sangat antusias menerima kehadiranku kembali di kelas. Paula, anak itu tersenyum lebar saat melihat aku memasuki ruang belajarnya.

Hari telah siang,  sekarang waktunya anak-anak untuk bersiap pulang ke rumah mereka. Satu persatu anak-anak keluar kelas dan menemui orang tua mereka yang datang menjemput.

"Kau sudah sembuh Mrs. Rossy? Aku senang kau kembali mengajarku. " Ujar Paula saat dia menghampiriku di depan pintu kelas.

"Ya. Aku sudah sembuh berkat doamu sayang. Terima kasih. Aku juga senang bisa mengajar kalian lagi." Aku tersenyum hangat,  sambil membelai rambut panjangnya yang lembut.

ROSE (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang