Rose - 9

4.4K 354 29
                                    


Rose berdiri di meja bar sembari menunggu bartender itu membuatkan minuman pesanan pengunjung. Ia menunggu sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja dan memendarkan penglihatannya kesekeliling club.

"Satu gelas Blue Lime dengan sedikit es Eric." Pinta seorang waiters yang baru saja datang ke meja barista.

"Vilona. Bagaimana kabar putramu?" Sapa Rose ramah begitu ia melihatnya.

"Sudah sedikit membaik. Terima kasih karena telah membantuku Rose." Balas Vilona tak kalah ramah pula.

"Semoga dia lekas sembuh." Ucap Rose berempati.

"Terima kasih." Jawab Vilona.

"Rose!" Bisik Vilona tiba-tiba, ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan di sekeliling mereka.

"Apa?" Rose mengikuti gerak Vilona menoleh kesana kemari.

"Anak-anak bilang kau datang bersama Pak Manager, benarkah itu?" Tanya Vilona penasaran.

Rose menelan ludahnya dengan susah payah. Apa yang harus ia katakan? Berkata sejujurnya bahwa Liam datang dan mengantarnya kemari, atau harus berbohong demi menjaga nama baik Liam. Dia takut bahwa Liam akan memarahinya jika berkata yang sebenarnya.

"Aku bertemu dengannya di ujung jalan, dan dia menawariku tumpangan." Jawab Rose ragu, ia tersenyum paksa.

"Mereka semua membicarakanmu." Bisik Vilona lagi, nadanya seperti sedang memberi peringatan kepada Rose.

"Benarkah?"

"Tentu saja. Baru kau saja karyawan yang pernah atau bisa satu mobil dengan Pak Manager. Aku pikir dia orang yang dingin." Ucap Vilona mencibir.

Rose hanya tersenyum paksa mendengar ucapan Vilona yang ia pikir tidak benar.
Liam sangat berbeda. Ia tidak seperti yang mereka pikirkan, Liam orang yang ramah dan asyik di ajak bicara, dia baik, sederhana juga tidak sedingin penampilannya.

"Rose." Panggil Eric untuk kesekian kalinya.

"Umm.. Ya. Maaf." Jawab Rose, ia terkejut dan segera mengambil minuman dari meja untuk diantar ke pengunjung. Ia melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari sosok Vilona yang telah pergi meninggalkannya. Entah sudah berapa lama ia melamun.

Rose langsung pergi setelah mengantarkan minuman pesanan pengunjung di dalam ruangan VIP, ia tidak ingin terlalu lama disana karena ia merasa risih dengan permintaan pengunjung yang mulai aneh-aneh. Rose berpikir banyak pengunjung lainnya yang menunggu dirinya datang membawakan pesanan mereka daripada harus meladeni mereka para pria hidung belang itu.

"Bisa kau bantu aku untuk mengantarkan minuman ini ke ruang VIP nomor 25 Rose?" Tanya Amelia yang juga seorang waiters.

"Tentu saja." Jawab Rose sambil
mengambil alih nampan dari tangan Amelia.

"Terima kasih. Rasanya aku ingin menambah tanganku lagi menjadi empat atau enam." Celetuk Amelia geli.

Rose mengerutkan alisnya lalu mereka cekikikan, konyol. Amelia kembali ke meja bar untuk memesan minuman lainnya, sedangkan Rose segera pergi mengantarkan minuman sesuai permintaan Amelia.

ROSE (on Going)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें