ROSE 45

2.6K 351 23
                                    

Edward POV

Aku menciumnya dengan lembut, kali ini dia membalas ciuman ku. Pipinya merona, membuatku semakin gemas. Dan aku menggodanya lagi karena hal kecil itu. Maafkan aku Rose, aku tidak pernah jujur kepadamu tentang apa yang aku rasakan.
Ya, aku sadar aku mulai menyukainya sejak malam dimana aku menidurinya. Aku tahu saat itu aku dalam keadaan mabuk dan tidak sadar sepenuhnya, tapi rasa bersalah menyergapku saat aku tahu bahwa wanita yang kutiduri adalah Rose. Biasanya aku tidak peduli dengan wanita-wanita yang ku tiduri sesaat. Bersama wanita satu malam lalu melupakan mereka esok hari, itu yang biasa aku lakukan. Sebelum aku menikah dan kembali bersama Ellie. Tapi kali ini Berbeda dengan Rose, Dia gadis baik, lembut, cantik dan satu hal lebih yang ia miliki,  ia menyukai anakku. Dan aku mengotorinya. Aku benar-benar tolol.

Semakin hari aku semakin memikirkannya, ya aku memikirkannya walau aku masih bersama Ellie saat itu, entah mengapa bayangannya yang selallu hadir saat aku membayangkan Ellie yang ada di hadapan ku. Dan Ketika melihat Liam datang mendekatinya aku sangat marah. Aku mulai emosional. Aku tidak ingin dia berdekatan dengan Liam. Aku tidak ingin dia di sentuh oleh Liam.
Tapi aku tak mempunyai hak untuk melarang Rose dekat kepada siapapun. Beruntung Liam memiliki kesalahan yang fatal, dan itu membuatku mudah untuk menjauhkannya dari Rose. Dan aku berhasil.

Hari berlalu,aku melewati beberapa hari dengannya dan Rasa bersalah ku berubah menjadi rasa ingin memilikinya dan menjaganya seutuhnya. Hanya saja aku terlalu takut untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan padanya. Aku tidak tahu bagaimana perasaan Rose padaku. Mungkin dia membenciku, marah padaku, tapi bagusnya dia tidak pergi atau menghindar dariku. Dan kali ini, dia datang padaku, memberikan kepeduliannya.

"Maafkan aku. " Aku berkata pelan, tepat di depan bibir manisnya yang membengkak karena ulahku.

"Apa? " Suaranya terdengar serak. Ia menatapku bingung.

Aku masih memeluknya dan tangannya berada di punggungku.
"Aku tidak ingin kau pergi. Tetap disini bersamaku. "

Harapanku hanya satu, dia berkata YA.

"Apa yang kau katakan Edward? " Ia menggeleng seperti tidak mengerti apa yang aku katakan.

"Aku tahu kau mendengarku, tapi mungkin kau ragu dengan ucapanku. Dan aku serius." Aku mengatakan yang sesungguhnya, aku menginginkannya, aku ingin mencoba hubungan baru dengannya. Tapi apakah aku pantas?

Rose melepaskan tangannya dari punggung ku, ia menatapku dengan tatapan tak percaya. Aku tahu ia ragu.

"Aku kemari untuk mengantarkan Paula. " Jawabannya tak sejalan dengan pemikiran ku. Ia mengalihkan pembicaraan.

"Tunggu disini sebentar. " Aku memintanya dengan lembut. Lalu melepaskannya.

Aku beranjak dari hadapannya menuju meja kerjaku, menekan tombol interkom yang langsung di sambungkan ke Yuza.

"Bawa Paula ke mobilku kemudian bereskan kekacauan di ruanganku. " Aku memerintahkan.

Tanpa menunggu jawaban Yuza, aku langsung mematikan sambungan dan kembali kepada Rose yang tengah berdiri terpaku melihat tingkahku. Apa yang dia pikirkan?

"Ayo." Kataku.

"Mau kemana? " Dia bertanya.

"Pulang."

"Dimana Paula? " Dia masih memikirkan putriku.

"Yuza akan mengantarkannya ke mobilku."

"Lalu ini? " Ia menunjuk ruanganku yang berantakan.

"Biarkan mereka membersihkannya. "

Ia tidak menjawab kali ini. Ia tergamam tidak tahu bagaimana menjawab ucapanku lagi.

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now