Rose - 13

3.9K 309 18
                                    

Malam ini adalah malam yang melelahkan untuk Rose, dia benar-benar tidak memiliki waktu untuk istirahat. Setelah pulang dari menemani Edward dan Paula ia harus segera kembali bersiap untuk pergi ke club, bekerja. Jangankan untuk mengistirahatkan badannya yang lelah, untuk makan pun ia sudah tidak memiliki waktu. Rose dengan cepat menaiki taksi yang sudah menunggunya di depan rumah, ia harus segera sampai di club mengingat ia sudah terlambat 5 menit dan butuh waktu 10-15 menit untuk sampai di club. Rose melenguh nafas dan meminta agar supir taksi itu bisa cepat mengantarkannya sampai di club.

"Sangat bukan dirimu jika kau terlambat hari ini Rose." Tegur Bob si penjaga di pintu masuk club.
"Hari yang melelahkan Bob." Jawab Rose, ia berlari masuk ke dalam.

Langkah Rose terhenti saat ia melihat Liam berdiri di depan meja bar. Liam terlihat sedang mengawasi clubnya.
Mungkin dia akan menegurku kali ini karena aku terlambat. Pikir Rose dalam hati.
Dengan ragu-ragu Rose melangkah, mencoba untuk mengabaikan Liam yang sekarang berada tak jauh dari jangkauan langkahnya.

"Rose." Sapa Liam.
Dengan cepat Rose menahan langkahnya dan berhenti tepat di samping Liam.
"Umm.. Maaf Liam, aku datang terlambat. Aku menyadari kesalahanku." Kata Rose penuh penyesalan.
"Kau benar, kau terlambat 20 menit. Aku harap itu tidak terjadi lagi nanti." Tegur Liam.
"Baiklah. Aku berjanji." Kata Rose mengerti.
"Oh ya. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu nanti. Saat jam istirahatmu, temui aku di ruanganku." Pinta Liam.
"Baik." Jawab Rose. Ia lantas berlalu meninggalkan Liam sendirian.

Apa yang ingin dia bicarakan denganku? Apa dia menyesal telah meminjamkanku uangnya? Dia ingin aku segera mengembalikannya? Hmm... Tapi Tuhan, syukurlah aku belum mencairkan cek ini, aku akan mengembalikannya nanti. Kata Rose membatin. Sambil berkaca dan merapikan make up serta mencepul rambutnya, Rose tiba-tuba teringat akan tangan Edward yang melingkar di pinggulnya. Ia terdiam, pikirannya menerawang dan perlahan tangannya menyusuri pinggul bekas sentuhan Edward tadi siang. Tidak-tidak, perasaan apa itu? Bentak Rose dalam hati. Segera ia menyingkirkan tangannya dari sana dan menggeleng keras, menyadarkan kewarasannya.

---

Rose memperlambat langkahnya saat ia hampir sampai di ruangan Liam. Ia memeriksa cek yang ia selipkan di kantung celananya, bersiap untuk mengembalikannya kepada sang pemilik. Menarik nafas panjang, ia pun mengetuk pintu kaca itu dan berdiri depannya, menunggu perintah Liam untuk masuk.

"Masuklah." Jawab Liam dari dalam ruangannya.
"Oh kau. Masuklah. Silahkan duduk." Kata Liam, saat ia melihat bahwa Rose yang datang ke kantornya.
"Terima kasih. Sebenarnya ada apa kau memanggilku kemari Liam?" Tanya Rose, ia ingin ini wcepat selesai.
"Aku ingin membicarakan hal penting denganmu." Kata Liam datar. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.
Rose menelan ludahnya dengan susah payah. Pikirannya kemana-mana, berspekulasi.

"Aku akan pergi ke L.A untuk beberapa hari, dan aku ingin kau menggantikan posisiku disini selama aku pergi." Kata Liam.
Rose mengerutkan alisnya, tidak mengerti.
"Kau.. Ingin aku menggantikan posisimu? Sebagai manager?" Rose mengulangi ucapan Liam.
Liam mengangguk, "Hanya beberapa hari."
"Mengapa aku? Kau bisa menunjuk yang lainnya." Kata Rose merendah.
"Aku ingin kau." Sela Liam.
"Apa?"
"Umm.. Maksudku, aku ingin kau yang menggantikanku, bukan yang lainnya. Aku percaya padamu." Koreksi Liam cepat.
Rose mengerucutkan bibinya, dan tersenyum lemah pada pernyataan Liam.
"Kau hanya perlu mengawasi club dari jauh. Atau kau juga bisa hanya duduk disini. Kau tidak perlu melakukan dua pekerjaan sekaligus." Kata Liam lagi.
Rose tidak tahu harus mengatakan apa, dia sadar bahwa ini perintah dari bosnya dan ia harus melakukan perintah itu.
"Baiklah, aku akan melaksanakan perintahmu." Kata Rose dengan setengah percaya diri.
"Bagus." Sambut Liam cepat.

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now