ROSE 42

2.7K 325 27
                                    

Edward POV

Entah apa yang sudah merasuk dalam diriku, aku melumat habis bibir Rose dengan bibirku. Nafasku terengah, hampir habis, begitu juga dengan Rose namun aku tidak peduli, aku terus menciumnya. Bibirnya yang manis dan merah cukup menggodaku. Aneh, awalnya ia menolak namun sekarang dia membalas ciuman ku. Terima kasih Tuhan..
Sekarang Hanya satu yang ingin aku lakukan, menghapus jejak bekas bibir si keparat  Liam di bibir Rose yang manis dan penuh ini. Tidak peduli jika ayah Rose akan marah padaku karena memergoki aku tengah mencium putrinya, aku menyukai rasa bibirnya.

"Edward.. " Erang Rose di dalam ciuman kami.

Aku membuka mata dan melihat ke dalam matanya, mata indah bewarna hijau itu berkaca.
Aku melepas pagutan bibir kami perlahan, menjauhkan wajahku dari wajah Rose, namun aku masih memegang lehernya.
Aku menatap ke dalam matanya lagi, lalu aku mencoba menarik oksigen untuk masuk ke dalam paru-paru ku.

Wajah Rose memerah, rona pada tulang pipinya terlihat begitu jelas. Apa itu?  Dia marah atau dia malu?
Tangannya masih menggenggam erat kemejaku.

"Maaf.. " Aku meminta pengampunan darinya karena telah menciumnya dengan paksa.

Aku bisa melihat bibirnya membengkak dan berkedut akibat ulahku, nafasnya menderu sama seperti nafasku, dia sama seperti aku yang kehilangan oksigen, dan berusaha mendapatkan oksigen dengan tetap bernafas walaupun tersengal-sengal. aku merasakan kerinduan yang akhirnya terobati setelah menciumnya. Hah, aku merindukan ciuman dengan Rose?  Sejak kapan?
Apa aku pernah menciumnya sebelum ini? 
Oh aku lupa, aku sudah memerawaninya,  itu artinya aku sudah pernah menciumnya sebelum ini bukan?

Rose menatap ke dalam mataku, aku bisa melihat bahwa ia sekarang tengah menenangkan dirinya sendiri, begitu juga denganku. Jantungku berdebar cukup kencang, aku merasa gugup.

"Aku hanya tidak ingin kau kecewa dan sakit hati Rose, rasanya akan sangat menyakitkan saat kau mencintai seseorang namun orang itu mengkhianatimu. " Kataku, aku memegang kedua lengannya. Aku ingin memberitahunya bahwa Liam bukan pria yang baik untuknya.

"Apa maksudmu Edward? Apa maksudmu dengan aku kecewa dan sakit hati? Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan barusan. " Rose akhirnya bersuara.

"Apa kau kembali bersama Liam? "

Rose menatapku heran.
Ayolah Rose jawab saja ya atau tidak..
Aku bisa gila jika kau terus memberiku jawaban dengan tatapan mata.

" Bukan urusanmu. "

Jawabannya menyentakku.

"Itu akan menjadi urusanku jika kau berhubungan kembali dengannya. " Kataku.

Rose terkekeh, ia berjalan melewati ku dan berdiri di dekat kursi.

"Ada apa sebenarnya Edward? Setahuku kalian berteman baik, tapi hari ini aku melihat pertentangan di antara kalian berdua. "

Aku mengikutinya, aku berdiri tepat di depannya.

"Apa ini masalah wanita? " Ia memandangku dengan tatapan meremehkan.

"Apa kau cemburu saat Liam berbicara dengan Ellie, kekasihmu? " Tambahnya lagi.

Aku terkejut saat Rose mengatakan bahwa Liam berbicara dengan Ellie, darimana dia tahu?

"Kau tahu? " Tanyaku penasaran.

"Ya. Liam mengatakannya. Dia bertemu dengn Ellie, dan Ellie mengatakan padanya bahwa aku bekerja padamu menjadi pengasuh Paula. "

"Ayolah Edward..  Hanya berbicara dengan Ellie dan kau sampai memukulnya seperti tadi? " Rose tertawa, seperti sedang meledek ku.

Tidak seperti itu sayang,  mereka tidak hanya berbicara tapi, –

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now