ROSE-26

2.7K 259 19
                                    

"Hai.. Bella.. " Sapaku gugup.
Bella pasti berpikiran negatif tentang diriku, karena menelponnya malam hari dan menggunakan ponsel saudara lelakinya.

"Ya. Siapa ini? " Tanya Bella dengan suara parau.

"Aku..  Aku..  Teman Edward. Maaf mengganggumu. Apa Paula  bersamamu sekarang? " Aku bertanya dengan ragu.

"Ya. Dia bersamaku sekarang. Sampaikan pada Edward,  bahwa mulai sekarang ia tidak perlu memikirkan putrinya lagi." Ketus Bella.

Ucapan itu sontak membuatku terdiam, apa yang Bella katakan?  Mengapa ia bicara seperti itu pada Edward?
Telepon terputus,  aku mengerjapkan mata beberapa kali untuk mencerna ucapan Bella barusan.
menatap Edward yg tengah tertidur di hadapanku, bagaimana bisa Edward tidak memikirkan putrinya?
Apa yang terjadi padanya sehingga membuat Bella begitu kesal?

Aku memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Edward di kamar hotel. bergerak perlahan turun dari tempat tidur agar Edward tidak terbangun oleh gerakan ku.

"Jangan pergi. " Sebuah suara berat mengejutkanku. Sebuah tangan menahan gerakanku.

"Tetap disini bersamaku. " Racau pria itu lagi. Ia mengigau lagi. Kasihan dia.

"Edward,  ini aku Rose. Aku harus pulang. Kau bisa istirahat disini. " Aku mencoba menyadarkannya.

"Tetap disini. Bukankah kau menginginkan aku untuk selalu ada di dekatmu dan melupakan anakku? "

Dia masih saja bisa bicara disaat matanya terpejam dan otaknya tidak bisa berpikir dengan baik. 
Rutuk Rose dalam hati.

Tunggu, apa yang dikatakan Edward barusan? Ia ingin melupakan anaknya demi seseorang? Bodoh. Benar-benar bodoh. Jelas saja Bella marah padanya. Ternyata ini penyebabnya Bella mengatakan hal itu tadi.
Tapi apakah yang di maksudkan Edward adalah Ellie kekasihnya?  Tidak mungkin Ellie sejahat itu memisahkan ayah dengan putrinya hanya untuk bisa bersama Edward.

"Kau benar-benar ingin aku melupakan anakku?  Hah?  Wanita sialan. " Maki Edward dalam tidurnya. Ia tertawa, menyakitkan.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya sialan? Aku atau uangku?! " Geram Edward.  Ia membuka matanya dan menatap nyalang pada wanita yang ada di hadapannya. Ia mengenggam erat tanganku. Itu menyakitkanku.

Aku gemetar melihat Edward yang sedang menatap diriku nyalang, ia seperti akan melahap ku hidup-hidup. Matanya menunjukkan kebencian dan kemarahan yang begitu besar. Tapi aku tahu, Edward salah orang. Aku bukanlah wanita yang di maksud olehnya.

"Edward,  ini aku Rose. Aku tidak mengerti apa yang katakan. Entah siapa yang kau maksud,  tapi aku bukan dia Edward. " Kataku gemetar, mencoba menyadarkan Edward.

Edward tersenyum sinis menatapku.
Lalu menarikku dengan paksa,  hingga aku jatuh ke atas tubuhnya.

"Aku..  Sangat..  Mengenalmu...  Kau..  Kau bilang padaku kau mencintaiku..  Kau bilang ingin hidup denganku. Tapi...  Tapi..  Kau tidak ingin ada anakku di antara kita... " Kata-katanya begitu jelas di telingaku. Ia tersiksa atas sebuah pilihan.

"Kau begitu munafik. " Dengan kasar Edward menarik rambutku ke belakang,  membuat wajahku mendongak, meringis kesakitan.

"Arrrggghhh...  Edward apa yang..  Kau..  Lakukan??  Aku.. "

"Sssttt...  Aku tahu apa yang kau inginkan sayang.. Aku akan memberikannya untukmu... " Racau Edward.

Sudut mataku berair,aku menahan tangis ketakutanku.
Dengan sekali gerakan Edward mengubah posisi kami. Menekan tubuhku di bawah tubuhnya. Aku semakin ketakutan,  dan mencoba mendorong tubuhnya agar bisa  lepas darinya.

"Kau jelas salah orang Edward!!  Lepaskan aku.. Aku mohon..  Aku Rose.. " Bentakku dalam tekanan.

"Diam!! Aku hanya ingin memberitahumu satu hal Ellie, aku..  Tidak akan meninggalkan putriku demi apapun.  Termasuk demi dirimu!! " Geramnya,  ia mendekatkan wajahnya ke wajahku dengan tatapan penuh kebenciannya.

Ellie. Jadi benar Ellie yang meminta Edward untuk melupakan Paula. Aku merutuki dalam hatinya. Aku tidak menyangka bahwa Ellie akan setega itu pada Paula. Apa salah gadis kecil itu sampai-sampai Ellie merasa kehadirannya bisa mengganggu kedekatannya dengan Edward?

"Sialan. Kau benar-benar salah orang Edward!! " Aku kembali berteriak di depannya.

Edward kembali menyeringai jahat, ia semakin berani mendekati wajahku.

"Apa yang akan kau lakukan Edward?  Sadarlah..  Ini aku Rose!!  Bukan Ellie!!" Bentakku lagi,  aku menangis sejadi-jadinya,  menahan ketakukan. Aku mencoba memberontak namun gagal, Edward menahanku lebih kuat.

"Diam. Kau tidak seperti biasanya,  jalang. Mengapa kali ini kau menolakku hah?" Geram Edward.
Ia kembali menekankan tubuhnya di atas tubuhku.

Aku bisa merasakan suatu benjolan besar di perutku dan itu membuatku semakin takut pada hal yang mungkin akan terjadi. Itu membuatku semakin keras memberontak ingin melepaskan diri dari Edward.

"Edward...  Aku mohon, lepaskan aku.  Aku bukan Ellie Edward.. " Kataku sesegukan.  Berharap Edward sadar dan melepaskan diriku.

Aku tahu benar bahwa yang aku hadapi sekarang adalah Edward yang sedang terpengaruh oleh alkohol dan pikiran yang membebaninya. Tapi tidak seharusnya aku yang jadi sasaran kemarahan Edward. Aku bukan Ellie.

Edward sama sekali tidak menghiraukanku yang menangis dan memberontak menolaknya, ia terus memaki dan menyiksaku dalam sentuhannya.

***

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now