Rose - 5

4.8K 373 15
                                    

"Apa ini yang kau maksud dengan pekerjaan tambahan?" Sentak Edward pada Rose.

"Ini pekerjaanku. Aku menyukai pekerjaan ini. Aku mendapatkan uang dari pekerjaan ini." Ucap Rose gemetar.

"Uang? Apa kau sadar kau telah mencoreng nama baik seorang guru taman kanak-kanak?"

"Ini bukan urusan Anda Tuan. Maaf. Aku harus kembali bekerja." Elak Rose.

"Aku tidak menyangka bahwa putriku di didik oleh seorang guru yang juga bekerja di tempat hiburan malan seperti ini." Sindir Edward.

Rose menatap tajam ke arah Edward. Tidak terima dengan kalimat yang baru saja terlontar dari mulutnya.

"Kau tidak berhak untuk menilaiku dari apa yang aku kerjakan Tuan. Dan ubah cara pandangmu terhadap seseorang yang bekerja di tempat hiburan malam seperti ini. Tidak semua dari mereka ikut menghibur para tamu. Tapi ada pula sebagian dari mereka memilih pekerjaan ini agar hidupnya bisa terus berlanjut." Ketus Rose tidak terima dengan penilaian Edward terhadap dirinya.

"Ck. Alasanmu tidak akan membuat orang berenti berpikir negatif tentang dirimu-"

"Kalian yang berpikir kotorlah yang membuat paradigma negatif itu sendiri. Jangan sembaranga men-judge orang lain dari pekerjaannya, jika kalian tidak tahu kebenarannya. Permisi." Sekali lagi Rose dapat menyela dengan sempurna cibiran Edward.

Rose benar-benar kesal setelah mendengar semua ucapan Edward yang begitu memojokkan dirinya. Dia tidak menyangka bisa-bisanya Edward berpikiran negatif tentang dirinya yang bekerja malam disini.
Dia hanya seorang waiters, tidak lebih. Sebelumnya Rose tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentang dirinya. Ia selalu berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa orang-orang itu hanya menilai dirinya dari luarnya saja. Mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi kali ini, ketika Edward yang menilainya, Rose merasa benar-benar terpojokkan. Dengan cepat Rose menghapus airmatanya yang jatuh menggunakan jari-jari lembutnya, ia tidak ingin ada yang melihatnya menangis. Dengan perasaan yang masih sedih Rose kembali melanjutkan pekerjaannya dan berharap tidak bertemu lagi dengan Edward di tempat itu.
---

Suasana taman kanak-kanak sudah mulai sepi. Satu persatu murid-murid telah di jemput oleh orang tua mereka masing-masing, terkecuali Paula. Kali ini ia kembali terlambat di jemput oleh Bella maupun Edward.

Edward, Rose melenguh nafas kasar mengingat nama itu. Ia berharap bahwa Bella yang akan datang menjemput Paula bukannya Edward.

"Hai Paula, kau belum di jemput aunty Bella?" Tanya Rose pada Paula yang sedang duduk sendirian di kursi tunggu sekolah.

Paula hanya menggeleng sedih.
"Kenapa kau terlihat sedih?" Tanya Rose lagi. Ia mendudukkan dirinya tepat di samping Paula.

"Aku hanya takut. Mengapa Aunty Bella lama sekali? Mengapa Daddy tidak menjemputku?" Suara kecilnya menggetarkan hatiku.

"Kau tidak perlu takut. Aku ada disini menemanimu. Aku akan menemanimu sampai kaudi jemput. Oke?" Rose menghiburnya.

"Benarkah kau akan menemaniku Mrs. Rossy? Kau tidak akan pulang seperti guru yang lain?" Senyum mengembang di wajah cantik Paula.

"Aku akan pulang setelah memastikan bahwa murid kesayanganku pulang terlebih dahulu." Rose memberikan senyuman dan pelukan hangat kepada Paula dan Paula tersenyum menerima pelukan Rose.

ROSE (on Going)Where stories live. Discover now