Perihal Mr. Cuan

2K 89 0
                                    

...

"Mas... kalau kita berdua di undang ke podcast, Mas mau datang?"

Mas Bojo yang asyik mengunyah sesaat terdiam kemudian menatapku.

"Podcast?" beonya.

Aku mengangguk. Aku udah bilang kan, kalau pernikahanku dengan Mas Tian terkuak gara-gara teman sejawatku banyak yang mention saat di resepsi pernikahanku waktu itu? Dan hampir sebulan ini, masih banyak seliweran berita tentangku. Mungkin para pemburu gosip masih penasaran, kenapa aku nikah mendadak — versi mereka, karena sebelumnya aku masih tenang tanpa gosip.

Tak sedikit yang mengorek info soal Mas Bojo. Yang penasaran siapa sih Sebastian Budi Oetomo itu? Selain dikenal sebagai founder Oke.com yang gantengnya kebangetan. Versi aku loh ya, sebagai istrinya. Bukan cuma ganteng, tapi dia... Mmm... Perkasa. Hiya hiya hiya... Duh, super hot lah si Mas Bojo mah kalau urusan ranjang. Secara, gen bulenya mendominasi. Bikin aku pasrah tak berdaya pokoknya.

Beruntungnya, suami canggihku ini tak punya akun sosmed pribadi kecuali akun palsu untuk men-stalkingku dulu. Jadi info yang mereka dapat cuma sebagian kecil dari apa yang mereka tahu. Tapi justru hal itu berimbas pada gosip murahan yang semakin ngelantur, membuat panas mata dan telinga. Bukan hanya mata telingaku, tapi juga Mbak Retno selaku manager juga tempat sampahku yang ikut geram karena ulah hatersku.

"Siapa yang ngundang?" tanyanya tenang, meneguk air minum hingga tandas kemudian menyeka mulutnya dengan tisu.

"Banyak sih Mas yang nawarin. Rata-rata ngundang buat channel youtube mereka," jawabku pesimis. Aku yakin, dia bakalan nolak permintaanku.

Mas Bojo mengerutkan dahinya. "Kenapa kita harus datang ke sana?" tanyanya seperti menginterogasi bawahannya di kantor.

"Ya... Karena berita kita semakin menyimpang," keluhku. "Bukan Mas sih, tapi soal aku yang..." Aku gak bisa lanjutin ucapanku. Terlalu menyakitkan sampai aku rehat buat ngendors. Untungnya sebelum nikah kemarin, aku membereskan kerjaanku dulu sesuai saran Mbak No. Mbak No emang handal.

"Gosip lagi?" tebaknya langsung bergerak mengambil ipad-nya di kamar. Secepat kilat kembali ke meja makan menemaniku lagi.

"Tolong beresin piringnya, Yang. Taro aja di sink, nanti biar Mas yang cuci," titahnya lagi saat aku selesai makan.

"Mas ngapain?" tanyaku. Tumben banget dia langsung sibuk. Apa dia kepo soal gosip kami?

"Kamu kok baru bilang soal gosip ini?" tanyanya menunjuk salah satu gosip.

"Ya, kita kan udah biasa gak tanggepin hal beginian Mas."

"Iya. Terus kenapa kamu ajak Mas buat datang ke podcast? Mau speak up kan?" tuduhnya.

"Ya kalau Mas gak mau, gak usah! Aku cuma ngasih tawaran aja!" balasku ketus.

"Hei, kok marah?" Mas Tian bergerak pindah duduk di sampingku.

"Maksud Mas, kenapa gak dari awal kamu bilang? Kalau tujuannya untuk nama baik kita, Mas juga gak bakal nolak kalau harus muncul jadi narsum (nara sumber) dadakan," ujarnya membuatku melirik Mas Bojo.

"Jadi Mas mau?" tanyaku berbinar.

Mas Bojo mengangguk, "tapi..." dia melirikku.

"Kenapa harus di podcast orang? Kenapa kamu gak bikin channel youtube sendiri? Kan hasilnya lebih menguntungkan."

Hiiiihhh dasar otak bisniiiiisssss... Kayaknya si Babas sama kayak Mbak No, isi otaknya cuma cuan, cuan, dan cuuaann...

Mas Babas sama Mbak No kloppp...
Cuan nomor wahiidd...
Ada yg setuju?
Yuukkk baca versi lengkapnya d syenel yucupku : cerita ambu
Nyalakan lonchengnya biar dapet notif. Mamaciiww...

Kalau Sudah Jodoh, Mau Bagaimana Lagi? Where stories live. Discover now