Perihal Honeymoon

2.5K 64 13
                                    

Assalamu'alaikum...
Haaaiiiii apakabar?
Lumayan lama tak bersua, maaf kemarin menghilang...
Aku cuma bisa berencana kalau novel ini gak bakal tersendat, nyatanya semua diluar kuasaku. Maaf yaaa...

Semoga masih inget sama alur ceritanya. Kalau lupa, baca lagi yuuukkk di yucupkuu : cerita ambu.
Bantu subrek, like, dan komen juga yaaa...
Makaciiiwww...

🪷🪷🪷

.

..

"Siap-siap, Yang. Kita melesat ke udara. Katanya buat nyampe ke lantai 124 cuma butuh waktu 60 detik," ujar Mas Bojo membuatku mengernyit.

"Semenit Mas?" tanyaku kaget.

Mas Bojo mengangguk. "Cepet banget kan?" tanyanya.

"Mas... Emm... Kita gak usah naik ke atas aja ya? Ngeri banget. Masa ke lantai 124 cuma semenit? Gila..."

"Keren ya?"

"Takut. Kita gak jadi naik aja ya, Mas?" pintaku.

Sumpah... Dengernya aja ngeri. Masalahnya, aku pernah kena insiden dalam lift. Meskipun gak pernah terjebak lama, tapi tetep aja bikin aku inget lagi kejadian waktu itu. Apalagi ini, ke lantai berapa tadi katanya? Ke lantai 124. Bikin keringet dingin duluan.

"Lho? Kok gak jadi? Jangan takut. Ada Mas."

"Ada Mas juga gak ngaruh kali kalau kita kenapa-kenapa di dalam lift," delikku sebal.

"Ya kamu mikirnya jangan yang aneh-aneh. Mikirnya kamu bakal lihat keindahan Dubai dari atas sana."

"Ya tapi—" Belum selesai ngomong, pintu lift udah terbuka.

Ya Tuhan.

"Ayo," Mas Bojo menggenggam tanganku. Dengan terpaksa aku melangkah masuk ke dalam lift karena gak mau menghambat orang yang sudah ngantri di belakangku.

"Rileks... Jangan tegang," ujarnya bertepatan dengan pintu lift tertutup.

Aku terus memandang angka dalam lift yang terus berganti dengan cepat hingga tiba-tiba lampu lift padam.

"MAAAASSSSSS..."

Kalau Sudah Jodoh, Mau Bagaimana Lagi? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang