Perihal Ojo Dibandingke!

2.8K 88 2
                                    

...

Sumpah, bangun tidur badmood banget. Boro-boro dapat sapaan manis atau morning kiss kayak di novel-novel. Lha, ini mah udah telat di bangunin, mesti ketemu orang-orang pula! Gak bebas banget sih hidupku.

"Akhirnya turun juga," sindir Mbak Retno yang langsung dapat senggolan dari Ibunya. Sukurin, mau nyinyir, udah dicegah duluan sama pawangnya.

"Ck... Kamu itu gimana tho? Baru sehari jadi istri, bukannya kamu duluan yang bangun. Malah Masmu yang bangun duluan. Malu-maluin aja!" ketus Mama. "Kamu gak malu sama mertuamu?" Mama menunjuk Mama Mas Tian dengan dagunya yang duduk di seberang Mama.

Sumpah, malunya gak ketulungan kalau kayak gini. Dipermalukan di depan keluarga besar itu rasanya... Pengen nangis!

"Gak apa-apa. Santai aja. Yayang pasti capek, Bu. Wajarlah. Jangankan Yayang yang di pajang tadi malam, saya aja pegel-pegel. Kayaknya enak kalau rebahan seharian," timpal Mama mertuaku. Duh, terharu banget... Aku ada yang belain. Mertua sendiri pula. Biasanya orang-orang malah bermasalah sama mertuanya. Biasa di sindir sama mertuanya. Tapi kok, ini malah terbalik? Yang nyindir malah Mama kandungku sendiri.

"Tapi mbok yo jangan di biasakan tho, Yang. Kamu itu sudah jadi istri. Sudah sepatutnya melayani suami dan siapin kebutuhan suami. Kayak Mbak Anum tuh, dia gesit banget. Pokoke semua dia yang pegang. Satset-satset ngurus rumah, suami, anak. Dulu Bude didik dia biar kayak sekarang gini," ujar Bude emping membanggakan putri bontotnya yang kini sedang menyuapi anaknya.

Wongko ngene kok di banding-bandingke! Saing-saingke, yo mestii kalaaah!

Sumpah, pengen banget nyanyi lagu itu depan mukanya si Bude Emping. Sebel banget. Makin badmood kalau begini.

"Gak apa-apa. Baru sehari, Yang. Masih ada hari lain," bela Mertuaku. "Udah, kamu makan dulu. Mana Mas Tian?" tanya Mama mertuaku.

Hiiih... Itu orang malah asyik ngobrol sama suaminya si Bude emping. Emang sih, mereka gak berdua. Tapi ngapain coba, dia nyamperin Pakde? Makin di serempet, tahu rasa!

"Aku pamit ambil makanan dulu ya," ujarku pada ketiga lansia yang asyik menikmati sarapan mereka.

"Suamimu ambilin sekalian Yang," timpal Bude Emping.

"Gak usah. Tian udah biasa hidup sendiri. Biar dia mandiri kayak biasa. Kasihan, Yayang juga pasti lapar. Sana, makan dulu," titah Mama mertuaku. Mamaku setelah mendengar besannya membelaku tadi, dia jadi gak banyak bicara.

Ku colek lengan Mas Tian yang asyik berbincang hingga si empunya melirikku. "Mau makan apa?" tanyaku dengan nada ketus.

"Ha? Mas ambil sendiri. Yuk," ajaknya kemudian pamit pada Pakde dan anak mantunya.

"Kamu mau apa?" tanya Mas Tian padaku.

"Aku gak lapar," jawabku ketus lagi.

"Recharge energi dulu. Semalam kan energinya habis dip—"

"Mas!" tegurku. Mas Tian langsung tersenyum lebar. Please lah, gak usah di inget-inget mulu. Jadi keingetan lagi sakitnya.

Di dunia nyata masih banyak Bude Empung yang bertebaraan. Siapa yang pernah ngalamin di nyinyirin?
Yuukkk... Baca selengkapnya di syenel yucupku : cerita ambu.
Don't miss it, bestieee...

Kalau Sudah Jodoh, Mau Bagaimana Lagi? Where stories live. Discover now