Perihal QnA (1)

1.9K 79 0
                                    

...

"Jujur aja, itu tu hal ternekat yang pernah Mas lakuin dalam ngejar wanita. Sampe sengaja datang ke rumah kamu. Tapi sempet ciut juga sih begitu nyampe rumah kamu, dalam hati 'ini gue ngapain sampe segininya? Kalau di usir gimana?' itu posisi Mas udah depan pager rumah kamu mikir kayak gitu. Kepalang tanggung, ya udah. Maju aja. Kalau gak di coba? Kita gak tahu hasilnya kayak gimana. Iya kan? Dari pada penasaran dan kepikiran terus."

Aku mengangguk setuju. "Bener guys, Mas Tian ini nekat banget. Aku dulu sempet takut sama Mas Tian," ujarku jujur sambil cekikikan.

"Kok takut?"

"Gimana gak takut coba? Mas itu galak, ketus gitu sama aku. Orang mah pertama kenalan senyum kek. Basa-basi kek. Lah ini mah ngomong aja singkat. Udah gitu wajahnya nyeremin banget.

" Enggak lah. Masa nyeremin,"

" Ih serius. Jadi guys, Mas Tian ini kalau sama orang lain ya gitu, kaku. Gak bisa basa-basi. Awal ketemu aku juga sama. Sampe aku ngira kalau Mas Tian itu belok," aku terbahak seketika sementara Mas Tian menggelengkan kepala.

"Lagian Mas ketus banget. Aku dilarang deket sama Mas Andi. Kan aku jadi curiga, kenapa gak boleh coba?"

"Ya karena Andi udah punya calon. Mas takut kamu terjebak sama perasaan kamu terus nanti ya... patah hati. Dan Mas gak mau—"

"Ya kan cuma komunikasi soal pekerjaan aja. Kuta terikat kontrak kerja, Mas. Gak lebih. Mas belum kenal aku, aku juga belum kenal Mas tapi Mas udah posesif duluan."

Mas Tian menghela nafasnya. "Aduh, ini depan kamera banget harus bahas begini?" tanyanya membuatku tersadar seketika. Aku lupa kalau kita lagi QnA.

"Ya udah gampang, nanti di cut aja," jawabku sambil tertawa.

"Eh tapi beneran, aku penasaran. Mas takut aku suka sama Mas Andi? Atau Mas cemburu?" tanyaku.

"Ini di tayangin juga? Kok jadi bahas Andi lagi?"

"Enggak. Aku yang tanya," jawabku menatapnya.

"Ya... Dua-duanya lah. Gak tahu kenapa, tiba-tiba aja cemburu dan gak suka kalau kamu suka sama si kunyuk itu." Mendengar dia mengumpati Mas Andi membuatku terbahak lagi. Jarang banget Mas suami ngatain orang kayak gini.

Sumpah, puas banget sih ngetawain Mas Bojo. Tapi yang di katawain malah menekuk wajahnya bete.

Dengan inisiatif, ku rengkuh wajah Mas Bojo, mendaratkan bibirku tepat di atas bibirnya.  Menikmati bibir kami yang bertaut. "Selamat, Mas berhasil bikin aku jatuh cinta sama Mas," ujarku begitu tautan bibir kami terlepas. Mas Tian menatapku kemudian menarik lagi tengkukku, menciumku dengan lembut.

Cuuuttt... Cuuuttt... Cuuutttt...
Bakal kena banned langsung kalau adegannya kayak gini maaah...

Sebelum berpisah dengan Mas Babas - Yayang, aku mau kasih kesempatan buat teman-teman yang mau bertanya sama Mas Tian. Nanti aku masukin QnA part 2.
So... Mau tanya apa sama Mas Babas?

Kalau Sudah Jodoh, Mau Bagaimana Lagi? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang