Bab 3

36.1K 1.6K 18
                                    


"Ini lebih sulit dari cinta beda rasa, atau bahkan beda negara.
Cinta beda agama hanya memiliki dua pilihan, memilih pasanganmu atau justru Tuhanmu?."

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.
.
.

"Trus-trus gimana?" tanya Lidya yang saat ini sangat kepo dengan kelanjutan cerita temannya.

"Yah gitu. Ibu gue meninggal di hari itu juga. Lalu setelahnya hubungan gue semakin dekat sama dia. Dan katanya dia udah nyaman sama gue, dan ngajak pacaran." Jujur Fawaz apa adanya.

"Trus lo mau gitu?" tanya Lidya tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya ini. Fawaz hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ya gimana lagi, Lid? Namanya juga cinta. Kan cinta itu buta." bela Fawaz.

"Cinta itu emang buta, tapi lo jangan jadi buta beneran BEGO!!" Lidya kesal sampai-sampai tak sadar ia menjitak keras kepala temannya.

"Aw. Ya maaf, gue tahu gue salah. Gue minta maaf." kata Fawaz penuh penyesalan. Hal itu ternyata semakin membuat Lidya ingin menghajar anak itu sekali lagi.

"Emang salah!! Trus kenapa lo lakuin, Bodat!! Dimana-mana cinta itu nomor sekian, Tuhan nomor satu. Ini artinya lo gak menomor satukan tuhan lo di atas apapun. Jujur gue kecewa banget sama lo, Az." Tutur Lidya. Detik berikutnya ia pergi meninggalkan temannya itu sendirian dengan tatapan yang sama, penyesalan.

***

Waktu istirahat telah usah. Kali ini Lidya mendapatkan tempat duduk bersama teman-temannya yang lain.

"Eh, Lid. Lo kemana aja habis sholat? Trus si Fawaz sekarang di mana? Bukannya lo berdua barengan tadi?" tanya Azisha pada Lidya yang kebetulan duduk di sampingnya.

"Gak tahu!" Jawab Lidya singkat. Azisha melihat gadis itu kelihatannya sangat kesal.

"Lo kenapa? Kok badmood gitu sih?" Tanya Azisha kembali. Tapi Lidya hanya diam.

Tak lama kemudian Fawaz datang menghampiri mereka. Awalnya ia ingin duduk di samping Lidya, tapi ia urungkan. Ia tak ingin membuat sahabatnya itu makin kesal.

"Eh lo kok malah duduk di sini sih? Noh di samping Lidya masih ada yang kosong. Ini tempat bebeb gue!" ucap Evan sambil mendorong Fawaz agar pindah dari tempat duduk yang telah ia siapakah untuk Lea, pacarnya.

"Gue duluan!" Kukuh Fawaz tak mau mengalah dari Evan.

"Enggak mao, gak mao! Lo pindah ke sono atau cari tempat lain asal jangan di sini!" Balas Evan yang juga tak mau mengalah.

Fawaz mendekat ke telinga Evan lalu membisikkan sesuatu yang membuat Evan tercengang sesaat. Setelahnya, ia tidak lagi menyuruh Fawaz pindah.

Azalea akhirnya datang, ia bersama Clarissa habis berbelanja ke minimarket kampus. Mereka masing-masing membawa kantong kresek berisi banyak cemilan.

"Loh, kok lo duduk di tempat gue sih?" tanya Azalea dengan ekspresi bingung menatap ke arah Fawaz.

Evan bangkit dari tempat duduknya lalu memberi pengertian kepada pacarnya tersebut. Akhirnya setelah penjelasan yang cukup lama, untuk kali ini Azalea mau bertukar tempat duduk dengan Fawaz.

"Lidya, Fawaz! Lo berdua kenapa sih? Kok gue perhatiin kalian kek musuhan gitu?" tanya Azisha memandang keduanya secara bergantian.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang