Bab 76

16.6K 1.1K 48
                                    


Enggak tahu kenapa, Author pengen up hari ini hehe

Happy Reading❤️

.
.
..
.
.




.

Malam harinya ....

"Sayang ...."

"Iya, mas?" jawab Lidya ia sedang menyapu halus rambut Fatir menggunakan jari-jari lentiknya. Mata mereka berdua tak pernah terputus karena sedari tadi memandang penuh cinta di antara keduanya.

Mereka berdua lagi quality time berdua di dalam kamar. Posisinya Lidya sedang bersandar di kepala ranjang, Fatir tidur terlentang dan meletakkan kepalanya di atas paha Lidya.

Sudah dari lama Lidya memutuskan untuk pindah ke rumah suaminya. Meskipun rumah orang tuanya dan rumah ini berdekatan, tapi Lidya merasa tidak enak jika suaminya lah yang harus tinggal di rumah mertuanya setelah mereka menikah.

Keluarganya tidak ada yang keberatan sebenarnya, justru mereka malah senang karena tidak perlu berpisah dengan princess mereka. Tapi Lidya tak mau membuat suaminya kecewa.

"Kalau mas pergi beberapa hari, kamu mau nggak bersabar nungguin mas pulang?" tanya Fatir penasaran.

Alis Lidya saling bertautan, kenapa tiba-tiba suaminya mengatakan hal seperti itu? "Emang mas mau pergi kemana?" tanyanya heran.

"Enggak. Mas cuma pengen tahu aja gimana pendapat kamu." kata Fatir lagi. Ia tersenyum tipis menatap istrinya dari bawah.

"Ya pastinya lah, mas. Mau beribu tahunpun bakalan Asya tungguin, daki gunung atau menuruni lembah pun bakal Asya jajaki buat bisa bersama mas, berdua selama-lamanya hehe. Eh enggak deng, beramai-ramai sama anak-anak kita nanti, iya enggak?." Jawab Lidya diselingi candaan. Ia tertawa melihat ekspresi suaminya.

"Kalau beberapa bulan? Misal kalau ada tugas gitu?"

"Asya tungguin kok." Jawab Lidya dengan yakin.

"Kalau tahun?"

"Beribu-ribu tahun pun bakalan Asya tungguin kok hehe." Lidya tertawa. Ia menganggap apa yang dikatakan suaminya adalah lolucon.

"Bagus deh. Kalau kek gini mas jadi lega. Kamu nggak ada pikiran buat cari suami lain kan kalau mas nggak ada?" tanya Fatir lagi.

Lidya yang awalnya masih tertawa, sekarang langsung terdiam mendengar pertanyaan suaminya yang ini. Dirinya langsung menegang. Sebenarnya ada apa, kenapa tiba-tiba suaminya itu menanyakan hal konyol seperti itu. Seolah-olah ia benar-benar akan pergi jauh meninggalkannya.

"M-mas kok nanya kayak gitu? Ja-jangan-jangan mas beneran mau ikut usulan pak rektor tadi? Enggak!!! Asya nggak mau kalau sampai mas ngelakuin semua itu buat Asya!! Asya nggak mau mas sampai dipenjara!!! Asya tegasin sekali lagi, sampai kapanpun Asya enggak ridho kalau sampai mas di penjara kerena masalah itu!!!" Tegas Lidya tak mau dibantah.

Fatir langsung bangun dari posisinya. Istrinya langsung menangis setelah mengatakan hal itu. Ia pun memeluk sang istri dan menenangkannya dalam dekapan hangatnya.

"Hiks ... hiks ... hiks ... Mas enggak boleh sampai kayak gitu. Asya nggak mau, mas. Hiks ...." Racau Lidya ditengah-tengah tangis yang sedang melandanya.

"Cup cup cup. Iya, Sayang. Mas nggak bakal ngelakuin itu kok. Mas cuma bercanda aja tadi," ucap Fatir membuat Lidya sedikit lega.

"Janji?" tanya Lidya sambil memperlihatkan jari kelingkingnya pada sang suami.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now