Bab 83

14.2K 1.1K 133
                                    

"Hua, akhirnya pasien terakhir selesai. Gue cape dengan semua keluhan pasien yang sangat membagongkan hari ini!!!" Teriak Lidya frustasi. Hari ini menjadi sejarah kasus kelamin terbanyak yang pernah ia tangani selama karirnya menjadi dokter magang.

Biasanya hanya 1 atau 2 orang perhari atau bahkan perminggu kasus seperti ini terjadi. Tapi sepertinya hari ini memang adalah hari sial bagi Lidya yang kebetulan mendapatkan bagian jaga di IGD.

"Hihi, dokter Lidya jangan sok-sok gak suka gitu lah. Ini tuh namanya rezeki, gak semua orang bisa mendapatkan kasus seperti kita ini. Pasiennya pada ganteng-ganteng, tubuhnya berotot, perutnya sixpack, uuhh pokoknya seksi semua deh. Apalagi bagian itunya, iya kan?" Goda suster yang ada di sampingnya.

"Hii, merinding saya, Sust." Cicit Lidya menyapu bahunya sendiri. Bulu kuduknya merinding mendengar perkataan menjijikkan suster tersebut.

"Hihi." Kekeh suster itu membuat Lidya ingin lari secepatnya dari tempat itu.

"Gak waras nih orang. Setres dia ..." Batinnya ngeri sendiri.

***

Keesokan harinya ....

Seorang anak kecil perempuan berlarian di lorong rumah sakit. Banyak orang berlalu lalang memperhatikannya. Anak itu risih dan terus berlari tanpa melihat apa yang ada di depannya.

"Aduh!!"

"Aw!"

"Sayang, kamu nggak papa kan?" tanya Lidya khawatir. Ia menabrak tubuh kecil seorang anak perempuan tanpa disengaja.

Lidya berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak tersebut. Ia membantu untuk membangunkan anak itu dari posisinya yang sekarang sedang menelungkup.

"Sayang, maafin aunty yah karena udah bikin kamu jatuh. Ada yang luka nggak?" tanya Lidya yang terlihat begitu cemas. Ia tadi melihat anak tersebut terjatuh dan kepalanya terbentur ke lantai cukup kuat.

"Hah!!" Lidya melotot saat melihat benjolan cukup besar di dahi anak perempuan tersebut.

"Ikut aunty yah, aunty ini seorang dokter. Dokter bakal nyembuhin luka kamu, mau yah?" pinta Lidya memohon.

Anak itu mengangguk setelah berpikir beberapa saat. Lidya segera mengangkat tubuh anak itu dengan mudah lalu membawannya ke ruangan para intern untuk di obati.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Eh Lid, anak siapa yang lu colong, cok? Yang bener aja dong lu!! Masa anak orang maen lu bawa ke sini aje? Kalau entar mak bapaknya nyariin gimane?" cerocos Lea memperingatkannya.

"Udah tenang aja, entar gue balikin. Gue cuma pengen bertanggungjawab sama lukanya doang kok. Nih liat." Lidya menunjukkan dahi anak tersebut yang menonjol parah.

"Hah?!!! Lo habis apain akan orang cok? Kok bisa sampai benjol separah itu." Lea terbengong-bengong.

"Gue habis nyeruduk dia. Makanya dia benjol kayak gini," jawab Lidya tanpa beban. Ia membersihkan luka benjolan anak tersebut dengan alkohol lalu di beri betadine.

"Hssstt ..." ringis anak itu tiba-tiba.

"Aduh, sakit yah, Sayang? Maaf yah, aunty enggak sengaja." ucap Lidya tulus sambil memandang wajah anak itu lekat-lekat. Ia memegang tangan mungil gadis tersebut untuk menguatkannya.

Tes

"Eh?" cetuk Lidya terheran-heran. Gadis itu tiba-tiba menangis.

"Ya Tuhan. Lid, lo apain lagi anak orang bao? Kok bisa sampai nangis begini?" ucap Clarisa memanas-manasi.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now