[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!]
✋🚫[PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT!!!]
Peringatan!!!
Hanya orang-orang tertentu yang bisa membaca cerita ini hingga tamat, sudah banyak yang menyerah karena alurnya berat!!!
"Oke Lidya setuju. Jadi selama kalian ke luar ne...
Sesampainya di dapur, ayah Azka masih diam dan memperhatikan gerak-gerik wanita yang di katakan anaknya. Tidak ada yang mencurigakan, pikirannya.
Ia melihat wanita itu kagi fokus mencuci piring dan sepertinya belum menyadari kehadirannya. Dari belakang, postur dan pakaiannya seperti masih remaja.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Outfit Lidya sekarang ☝️☝️
"Ekhmm!!" Dehem Ayah Azka mengagetkan Lidya.
"Astaghfirullah," kagetnya lalu langsung berbalik melihat siapa pelakunya.
Lidya terbelalak, bagitupun dengan pria itu.
"Asya?"
"Gus Fatir?"
Sahut mereka berdua bersamaan.
"J-jadi kamu ayahnya Azka?" tanya Lidya tak percaya.
"Iya," jawab Fatir jujur. Ia menurunkan Azka yang meminta turun kepadanya.
Lidya tersenyum tipis. Mengapa ia bisa diberitahukan lagi dengan kenyataan pahit. "Anak itu pasi anaknya Ustadzah Nadya dengan Gus Fatir." batinnya mencoba tegar.
"Iya, Sayang." Lidya menunduk sedikit dan mengelus pipi Azka.
"Nama tata cantit, cepelti olannya." gombal Azka.
Lidya tertawa mendengar gombalan Azka. Entah siapa yang mengajari anak itu. Setelah itu, Azka pergi entah kemana.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Fatir membuat Lidya tersadar.
"I-itu, gus. A-aku, maksudnya saya, eh bukan, Bunda saya masak makanan buat tetangga barunya, katanya sekalian mau kenalan. Tapi karena ada halangan, jadinya nyuruh saya yang antar. G tahunya ternyata itu Gus Fatir hehe." jawab Lidya sedikit terbata-bata di awal. Ia sangat gugup sehingga hanya bisa menunduk. Tak berani menatap Fatir langsung.
Fatir tersenyum tipis melihat Lidya yang salah tingkah.
"K-kalau begitu, saya pulang dulu yah, gus." Pamit Lidya ceoat. Ia tidak mau berlama-lama.
"Kamu yakin? Di luar masih hujan deras loh." tanya Fatir setelah berbalik ke arah Lidya yang tadi melewatinya.
Lidya berhenti dan mendengar suara hujan yang lumayan deras dari luar. "Aduuuh, masalahnya gue g mau lama-lama sama lo, bambang! Tapi gue juga ga mau kehujanan. Gimana dong ..." batin Lidya bingung.