Bab 65

21K 1.6K 51
                                    

PERINGATAN!!!
⚠️⚠️⚠️⚠️

TIDAK BAIK UNTUK ANAK KECIL!!! MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. APALAGI UNTUK PARA JOMBLO!!

HAL INI DI LAKUKAN OLEH PASANGAN YANG HALAL SAJA!!

JANGAN MENIRU ADEGAN DALAM CHAPTER INI KEPADA PACAR, SAHABAT, APALAGi SUAMI/ISTRI ORANG!!
JANGAN PERNAH!!!!!

PRAKTIKKAN INI KEPADA SUAMI/ISTRI KALIAN SAJA!! YANG BELUM PUNYA, TUNGGU SAJA, NANTI JUGA ADA WAKTUNYA!!!




















Happy Reading ❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Yah, Bund, kok istrinya Fatir belum pulang yah?" tanya Fatir khawatir. Sedari tadi ia gelisah dalam duduknya. Mereka sekeluarga menunggu Lidya di ruang tamu.

"Mantu, mungkin emang acaranya sampai tengah malam. Asya udah bilang sih sama Bunda waktu itu, tapi bunda kira itu cuma kemungkinan, eh ternyata beneran." jawab Ayana. Sebenarnya ia juga kasihan kepada menantunya.

"Apa Fatir nyusul kesana aja yah, Bund?" tanya Fatir lagi.

"Tapi Bunda waktu itu lupa tanya hotelnya di mana. Trus kamu liat sendiri kan, handphonenya dari tadi g aktif. Mungkin dia lagi sibuk-sibuknya ngurus acara kali." kata Ayana mencoba berpikiran positif.

Fatir menggigit bibir bawahnya frustasi. Ia melihat jam dinding yang sudah menunjuk jam 11 malam.

"Asya, kamu di mana, Sayang? Mas, khawatir banget." batinnya kacau.

***

Pip pip

Lidya mengklakson mobilnya memasuki gerbang rumahnya. Ia melihat semua kaca gelap. Tidak ada pencahayaan di sana. Kecuali lampu teras depan yang masih menyala.

Maklum sih, sudah mau jam 1 malam dan ia baru pulang. Entah bagaimana reaksi ayahnya saat tahu nanti.

Ia pun memarkirkan mobilnya di garasi lalu masuk melalui pintu belakang. Jangan sampai sang ayah menunggunya di depan pintu utama dan memergokinya. Tubuhnya sangat lelah jika harus mendengar ceramah dari ayahnya lagi malam ini, yang entah akan seberapa panjang jika itu terjadi.

Masuk ke dalam rumah, Lidya tidak bisa melihat apa-apa. Semuanya gelap. Hanya ada cahaya bulan yang masuk menembus kaca jendela.

"Bagus, dengan begini gue bisa mengendap-endap ke kamar tanpa ketahuan." gumamnya pelan. Sangat pelan sehingga hanya ia saja yang bisa mendengarnya.

Ia segera menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Krieett

Lidya meringis mendengar suara decitan pintu kamarnya saat ia buka. Padahal ia sudah melakukannya dengan perlahan.

"Semoga g ada yang dengar." harapannya cemas-cemas.

Krieeett

Lagi-lagi Lidya meringis mendengar suara decitan itu lagi. Kali ini ia menutup pintu tersebut lebih hati-hati, tapi tetap saja berbunyi.

Lidya ingin menyalakan lampu. Tapi ia pikir-pikir lagi. "Kalau gue nyalain ni lampu, entar ketahuan kalau gua baru pulang. Ya udah deh, biarin aja." gumamnya.

Ia segera menunju ke kamar mandi setelah mengambil salah satu piyamanya. Di dalam kamar mandi, ia bisa menyalakan lampu. Tak mungkin juga ada yang tahu.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now