Bab 27

21.5K 1.2K 2
                                    

Jian, Syifa melihat Jian berjalan dari kejauhan. Dengan segera Syifa menghampiri temannya itu.

"Huh .... Huh .... Jian, g-gue .... Hah .... Gue butuh bantuan lo." kata Syifa yang masih ngos-ngosan.

"Oke-oke, lo tarik nafas dulu. Rileks, santai okey." Suruh Jian. Ia membawa Syifa untuk duduk di kursi yang tak jauh dari mereka berdiri saat ini.

"Udah baikan?" tanya Jian setelah melihat pernafasan Syifa cukup stabil.

Syifa pun mengangguk sebagai jawaban.

"Lo bawa handphone?" tanya Syifa to the point.

"Bawa, kenapa?" tanya Jian. Ia langsung mengeluarkan handphonenya dari saku.

"Lo harus liat sesuatu." Syifa mengeluarkan kartu memori yang sedari tadi di pegangnya.

"Kartu memori?" Syifa mengangguk lagi.

"Gue jamin Lo bakal kaget sekaget-kagetnya setelah melihat isi memory ini." ucap Syifa yang makin membuat Jian penasaran.

Dengan segera Syifa mengambil handphone Jian lalu membuka tempat kartu ponsel tersebut.

Hap!

Belum sempat Syifa memasang memori tersebut, seseorang tiba-tiba saja langsung mengambilnya dari tangannya.

"Lo!!" Syifa dan Jian sama-sama terkejut dengan kedatangan seseorang yang tidak mereka sangka-sangka.

"Kenapa? Terkejut yah dengan kedatangan gue?"

Nadya, orang itu adalah Nadya. Syifa mencoba untuk merebut kartu memori tersebut dari tangan Nadya.

Jian pun ikut membantu, entah mengapa ia mempunyai feeling yang tidak enak tentang ustazah tersebut.

Tak!!

Syifa dan Jian sama-sama melotot. Nadya mematahkan memori Syifa secara sengaja. Sekarang ia tidak punya bukti apapun lagi.

"Ups, sorry yah. Gue g sengaja matahin kartu memory lo. Entar gue ganti setelah gue nikah sana Gus Fatir, okey? Baayy." Nadya pergi begitu saja tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Sekarang tidak ada lagi yang bisa ngehalangin rencana gue." Batin wanita itu sambil tersenyum devil.

Syifa terduduk di atas tanah. Tatapannya langsung kosong. Pupus sudah harapannya untuk membatalkan pernikahan Gus Fatir dengan wanita ular itu.

Jian melihat itu tak tega. Dengan sekuat tenaga ia membantu Syifa untuk berdiri dan mendudukkannya di atas kursi yang tadi mereka tempati.

Tak terasa air mata Syifa jatuh. Ia benar-benar kalah saat ini.

"Lid? Lidya!!" Jian menggoyang-goyangkan baju Syifa cukup kuat. Ia belum sadar kalau temannya itu menangis.

Syifa menatap ke arah Jian. Saat ini Jian baru sadar temannya menangis. Ia melihat ada kehancuran di mata temannya itu.

Jian langsung memeluk Syifa erat. Barulah Syifa terisak keras dalam pelukan Jian.

"Lilid lo kenapa? Gue belum pernah liat lo sesedih ini karena kehilangan sesuatu." tanya Jian dalam pelukan mereka.

"Itu bukan sekedar memory, Ji. Di dalam memori itu ada bukti. Bukti yang bisa mengungkap kejahatan wanita itu kepada semua orang." gumam Syifa pelan. Tentu saja Jian masih bisa mendengar itu.

Jian menyudahi pelukan mereka. Ia belum mengerti maksud penjelasan Syifa

"Maksud lo siapa, Lid?" tanya Jian menatap serius kepada Syifa.

Syifa menghapus air matanya lalu menceritakan semua kejadiannya kepada Jian.

Sepanjang Syifa bercerita, ekspresi Jian berubah-ubah. Kadang terkejut, marah, kecewa, semuanya jadi satu.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now