Bab 20

24.1K 1.3K 2
                                    

"Gue bakal tetep ikut sama lo ke asrama!"

"Enggak!! Gue g pernah ngajarin lo buat durhaka sama orang tua. Ini g bener!"

Syifa menghentikan Jian yang juga ikut mengemasi pakaiannya.

"Enggak, gue bakal tetep ikut lo, titik!!" Putus Jian. Ia kembali mengambil pakaiannya yang Syifa kembalikan lagi ke dalam lemari.

Syifa memegang bahu Jian dengan kuat. "Jian, dengerin gue ...." Syifa menatap mata Jian yang sudah berkaca-kaca.

Syifa sebenarnya juga sakit menerima semua ini. Ia sudah nyaman berada di antara seluruh keluarga Jian. Tapi ia harus tetap tegar demi Jian.

Jian tidak ingin menatap mata Syifa. Ia selalu menghindari tatapan itu.

"Lo sahabat gue bukan? Lo g akan biarin sahabat lo tersakiti, iya kan?" tanya Syifa. Jian langsung mengangguk.

"Dan gue sangat sakit melihat Lo yang kek gini. Dengan lo nyakitin perasan lo sendiri, perasaan bokap nyokap lo, perasaan kakak-kakak lo. Itu secara tidak langsung lo nyakitin gue juga. Karena semua ini terjadi karena kedatangan gue di tengah-tengah kalian. Jadi pliss .... Jangan biarin gue pergi dengan rasa bersalah karena ngambil lo dari mereka juga."

"Hmm ...." Syifa menatap Jian dengan tatapan yang begitu memohon. 

Jian memberanikan diri menatap mata Syifa. Ada kehancuran di dalam sana. Tapi mengapa temannya itu masih sangat kuat. Terbuat apa hatinya.

"Ke-kenapa? Kenapa lo ngelarang gue ngungkapin kebenarannya. Lo di fitnah tapi lo diam aja. Kenapa, Lid??" tanya Jian. Air matanya suda ada di ujung, mungkin sebentar lagi akan mengucur.

Syifa tersenyum lembut. "Ini pilihan gue, Ji. Gue g tahu siapa musuh keluarga gue diluar sana. Kalau sampai rahasia gue terbongkar sekarang dan tersebar, nyawa gue, nyawa lo, keluarga lo, dan semua penghuni pesantren ini bakal terancam. Dan gue g mau itu sampai terjadi. Lo ngerti kan maksud gue?" tanya Syifa memberi pengertian.

Jian tak kuasa menahan air matanya, ia langsung menangis sambil memeluk erat Syifa.

"Lo janji kan bakal baik-baik aja di asrama? Kalau ada yang nyakitin lo, bilang ke gue. Oke?" tanya Jian.

Syifa mengangguk setuju. "Siapa yang berani sama gue, Ji? Lo tahu kan gue jago bela diri? Udah sabuk hitam lagi." Sombongnya.

Jian langsung tertawa lebar. Syifa masih bisa bercanda di saat seperti ini. Ia sangat beruntung memiliki teman sebaik Syifa.

Jian pun membantu membereskan semua barang-barang Syifa. Ia akan ikut mengantar Syifa ke asrama dan memastikan temannya di tempatkan di kamar yang tepat.

***

Tok tok tok

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Eh, pak Kiai. Ada apa yah malam-malam begini, ke kamar kami?" tanya seorang gadis yang menutup kepalanya menggunakan selimut.

"Ini, saya mengantar teman kamar baru kalian. Namanya Syifa."

Pak Kiai mengkode Syifa untuk memperkenalkan diri kepada gadis tersebut.

Syifa mengulurkan tangannya. Gadis itu pun menerima dengan baik uluran tangan Syifa tersebut.

"Hai, nama aku Syifa. Salam kenal." Syifa tersenyum tipis ke arah gadis tersebut.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now