Bab 17

20.8K 1.2K 15
                                    

Sepanjang perjalanan, semua orang melihat Syifa dan Rian yang menunduk bersalah sambil mengikuti Gus Fatir.

Orang-orang tentu tahu apa yang sudah terjadi. Mereka pasti akan di hukum karena bolos dan kabur dari pesantren.

Ada juga beberapa orang yang mencemooh mereka dan menyebarkan rumor bahwa Syifa dan Rian berpacaran dan kabur dari pesantren untuk berbuat zina diluar sana.

"Lo sih, gue bilang juga apa. Lo jaga di luar, biar gue yang masuk naro kuncinya. Eh lo malah ikutan masuk." Ucap Syifa kepada Rian dengan suara pelan.

"Gue masuk karena lo hampir jatuh yah. Kalau g gue g narik lo tepat waktu, mungkin lo udah jatuh dan ngebangunin pak satpam." Balas Rian tak mau kalah.

"Tetep aja lo yg salah! Kenapa setelah ngebantuin gue, lo g keluar lagi dan dan liat situasi, tapi malah tinggal di dalam." Balas Syifa. Ia kukuh bahwa mereka ketahuan bukan salahnya, tapi karena Rian.

Mereka berdua saling menyalahkan dan sepanjangan jalan tidak ada yang mau mengalah. Dua-duanya merasa benar.

***

"Lo yang salah!"

"Enggak! Jelas-jelas ini semua terjadi karena keteledoran lo!"

"Tetep aja Lo yang salah!!"

"Lo!!"

"Loooo!!!"

"Salah lo titik!!"

"Looo, An*ing!!"

"T*i, Lo!!"

"STOOOOOPPPP!!!" teriak Gus Fatir begitu keras. Mengagetkan dua orang di belakangnya yang sedari tadi berdebat tak ada habisnya. Mereka langsung terdiam dan menunduk sangat dalam.

"Dari mana?" tanya Fatir dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kamu!" Gus Fatir menunjuk ke arah Rian. Rian memberanikan diri untuk mendongkrak. Ternyata ustadz muda, batinnya meremehkan. Seketika takut yang ada pada dirinya menghilang. Ia merasa umur mereka tak beda jauh. Untuk apa merasa takut.

"Kamu santri baru itu kan?" Tanya Fatir.

"Kalau iya iya kenapa, kalau enggak juga kenapa?" Rian malah balik nanya. Ia mendongak dengan congkak.

Plak!!

"Awww ...." Pekik Rian kesakitan karena Gus Fatir memukul kepalanya menggunakan peci.

"Jaga sopan santun kamu terhadap Guru! Baru masuk sudah bikin masalah. Mau saya hukum kamu??!!!" Marah Fatir. Entah mengapa emosinya masih meletup-letup setelah mendengar Syifa kabur dari pesantren bersama seorang pria.

Nyali Rian seketika menciut. Ia seperti sedang menghadapi orang yang lagi cemburu karena istrinya ia bawa kabur. "Tunggu sebentar .... Apa iya?" Pikirnya. Ia lalu melihat ke dalam mata pria di depannya. Ia melihat ada kekecewaan yang sangat mendalam di sana.

"Dan kamu!" Fatir melihat ke arah Syifa yang menunduk.

"Saya dapat laporan dari Ustazah Nur kalau kamu bolos saat jam pelajarannya, dan ia juga melihat kamu kabur keluar dari pesantren bersama pria ini. Apa itu benar?" Fatir menunjuk Rian kembali. Namun tatapannya masih ke arah Syifa.

Syifa terdiam untuk beberapa saat, ia agak ragu-ragu untuk menjawab. Kemudian ia  mengangguk mengiyakan.

Fatir menutup matanya beberapa detik sambil menarik nafas dalam. Sungguh hatinya sangat sakit mendengar laporan tersebut, dan makin sakit lagi ketika gadis tersebut membenarkannya.

"Jadi benar kalau kalian berdua berpacaran?" Kali ini suara Fatir terdengar sangat lirih.

Tanpa ragu Syifa langsung menggeleng. Sedangkan di sisi lain Rian malah mengangguk.

Fatir yang awalnya merasa lega karena Syifa menggeleng, tiba-tiba merasa was-was karena Rian mengangguk.

"Yang mana yang benar? Kamu menggeleng sedangkan dia mengangguk. Jangan coba-coba mengelabui saya, atau kalian akan terima akibatnya!" ancam Fatir. Sekarang ia terlihat sangat kesal.

"Whattt??" Syifa tak percaya ini. Ia menatap nyalang ke arah Rian yang hanya terkekeh puas.

Bughh!!

Syifa menendang lutut bagian belakang Rian dengan sangat keras sehingga empunya langsung terjatuh ke tanah. Lutut Rian terasa sangat sakit karena bertumbukan keras dengan tanah.

"Aakhh!!" Teriak Rian begitu mengerikan. Fatir yang melihat hal itu juga terbengong dibuatnya.

Syifa menarik rambut Rian ke belakang dengan sangat kuat. "Sejak kapan gue jadi pacar lo, bang*at!!" Maki Syifa.

"Lepasin rambut gue, se*an!!!" Rian berusaha melepaskan tangan Syifa dari rambutnya, tapi alhasil Syifa semakin kuat menariknya. Rasanya sebentar lagi kulit kepalanya akan lepas.

Syifa menarik rambut Rian sampai-sampai kepala pria tersebut rasanya mau patah menghadap ke atas terus. Di tambah lagi sinar matahari yang begitu silau menembus matanya.

Syifa melihat wajah Rian dari atas dengan sangat horor. "Lo denger yah baik-baik! Gue g suka ada orang yang ngaku-ngaku pacar gue. Gue g pernah punya pacar, dan g aka pernah ada. LO NGERTI!!!" Syifa membentak Rian dengan sangat keras. Ia juga semakin menarik rambut pria tersebut.

"Aa aa aa. Ngerti, gue ngerti. Lepasin rambut gue plis ...." Mohon Rian, ia memegang tangan Syifa agar tidak mengencangkan tarikannya. Air mata sudah ada di pelupuk matanya. Ia sangat kapok berurusan dengan wanita hulk tersebut.

"Lepaskan tangan kalian, sekarang!!!" Perintah Gus Fatir mutlak. Ia marah saat melihat tangan Syifa di sentuh oleh lelaki lain.

"Lepaskan tangan kamu dari Syifa, sekarang!!" Perintah Fatir pada Rian.

"Suruh dulu nenek lampir ini melepaskan rambutku!!" balas Rian. Ia benar-benar sudah tak tahan.

"Syifa lepaskan tangan kamu!" Perintah Fatir lagi. Namun Syifa tidak mau mendengarkan.

"Kalau kamu tidak mau melepaskan rambutnya, hukuman kamu saya tambah!"

Mulut Syifa menganga mendengar ancaman tersebut. Dengan cepat ia melepaskan rambut Rian. Tapi bukan Syifa namanya kalau melepaskan seseorang dengan begitu mudah. Ia menggoyang keras kepala Rian ke depan dan kebelakang secara cepat. Hal itu tentu saja membuat Rian makin mengaduh kesakitan.

Setelah Syifa melakukan serangan terakhirnya. Ia menepuk kedua tangannya lalu meniupnya seolah tadi ia memegang seonggok debu.

Rian masih kesakitan. Ia menatap penuh permusuhan kepada Syifa. Syifa yang melihat itu, balik menatap Rian dengan tatapan yang sama.

"Apa? Masih mau?" tanya Syifa dengan congkaknya. Rian masih menatapnya dengan tatapan yang masih sama.

"Euug, mau gue congkel mata lu hah??"

Seketika Rian langsung panas dingin dan langsung menunduk ketakutan. Ia tidak lagi berani melawan Syifa suatu hari nanti.

Fatir hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Syifa yang tingkah lakunya seperti preman pasar dibandingkan perempuan.

"Kalian berdua ikut saya ke masjid. Sebagai hukuman karena kalian sudah bolos saat jam pelajaran dan keluar dari pesantren tanpa izin, bersihkan bagian luar dan dalam masjid sekarang!"

"Dan saya akan mengawasi kalian agar tidak bertengkar lagi. Ingat batasan antara perempuan dan laki-laki. Saya tidak mau kejadian barusan terulang lagi."

Syifa dan Rian pun pasrah dan mengikuti Gus Fatir ke mesjid.

***

Benar saja dugaan Fatir. Syifa dan Rian tidak ada habisnya bertengkar dan saling melempar cacian. Membuat Fatir berkali-kali menahan amarah dan kekesalan setiap mereka bersentuhan meskipun untuk saling membalas.

TBC

Gus Arrogant!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang