Bab 15

23.4K 1.1K 1
                                    

Malam hari ....

Ting!

Sebuah pesan WhatsApp masuk ke handphone Syifa. Syifa membukanya lalu seketika matanya berbinar.

"Baksos Sirkum sisi? Waaaww pokoknya gue harus ikut!" Syifa terlihat kegirangan. Akhirnya kegiatan yang selalu ia tunggu-tunggu dan tak pernah ia lewatkan, di adakan kembali.

"Jiaan!" Syifa segera mencari kemana temannya itu berada. Ia butuh bantuan Jian agar bisa datang ke kegiatan baksos tersebut.

***

Seorang pria berbusana serba hitam datang kebelakang rumah Kiai Ahsan. Ia terlihat mengendap-endap sambil terus memperhatikan keadaan sekitar.

Syifa yang kebetulan keluar dari rumah untuk mencari keberadaan Jian, terkejut melihat sosok hitam yang bersembunyi dibalik semak-semak.

Karena ia orangnya memang parnoan, akhirnya ia pun ikut bersembunyi. Ia takut di lihat oleh makhluk hitam itu.

Kebetulan sekali ada meja di teras rumah yang memiliki taplak meja merumbai hingga ke lantai. Syifa bersembunyi di dalamnya. Menunggu sampai sosok itu pergi dari tempatnya.

Lagi asik memperhatikan sosok hitam itu melalu cela kain taplak meja, syifa dikejutkan oleh seseorang yang dengan berani menghampiri sosok hitam tersebut.

Ketika melihat orang yang ditunggu-tunggu datang, sosok hitam lalu keluar dari persembunyiannya. Ternyata bukan makhluk jadi-jadian, tapi ia adalah seorang santri yang memakai busana serba hitam.

"Jian?" Syifa terkejut.

Syifa terus memperhatikan interaksi mereka berdua dengan seksama. Ia tak bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan.

Lama ia menunggu, hingga akhirnya mereka terlihat akan menyudahi perbincangan mereka. Di akhir, Syifa melihat laki-laki tersebut mencium tangan Jian sebelum ia hilang ditelan gelapnya malam.

Sontak Syifa membungkam mulutnya tak percaya. Apakah mereka pacaran? Batinnya.

Syifa keluar dari persembunyiannya lalu menghampiri Jian yang baru saja berbalik.

"Astaghfirullah," kaget Jian karena kemunculan Syifa yang tiba-tiba.

"Itu tadi siapa?" tanya Syifa to the point.

Jian menelan ludah setelah mendengar pertanyaan Syifa. Apakah ia baru saja ketahuan? batinnya.

"Si-siapa? G ada seorangpun disini. " Jian pura-pura tidak tahu. Ia ingin kabur, namun dengan cepat Syifa menahan tangannya.

"Gue g buta yah, jelas-jelas tadi lo bicara sama laki-laki kan? Pacar lo yah?"

Mendengar itu, Jian reflek menutup mulut Syifa lalu membawanya ke tempat yang aman.

"Jangan kasi tahu siapa-siapa yah, pliss. Terutama kakak gua, jangan sampai dia tahu," mohon Jian dengan wajah memelas.

"Hmm gimana yah ...." Syifa terlihat menimang-nimang keputusannya.

"Gue sih mau-mau aja, tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya?" tanya Jian. Perasaannya tidak enak ketika Syifa tiba-tiba tersenyum manis. Baginya itu seperti senyum devil.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now