Bab 109

14.7K 920 35
                                    

🚫Warning!!!🚫

Area cukup dewasa!!!









Yang masih kecil skip bagian ini!!!

Yang puasa, jangan dibaca sebelum buka!!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Mas beneran udah maafin Asya kan?" Tanya Lidya dengan mata yang berkaca-kaca kepada Fatir.

"Iya, Sayang." Jawab Fatir dengan lembutnya.

"Gak marah lagi, kan?" Tanya Lidya lagi.

Fatir jadi gemas sendiri dengan istrinya yang sedari tadi menanyakan hal sama. Bahkan kalau dihitung-hitung sudah hampir ratusan kali Lidya menanyakan itu. "Iya, Sayang. Kapan sih mas marah sama kamu, hmm?" Tanya Fatir kembali.

Lidya semakin terharu mendapatkan suami seperti Fatir. Ia memeluk suaminya dengan sayang lalu Fatir mengecup dahinya dengan penuh cinta.

"Ekhmm!!!" Dehem seseorang menyadarkan keduanya lalu mengalihkan perhatian mereka.

"Haccing!!"

"Ha-ha-haccing!!!"

"Kan, dah di bilang jangan main hujan-hujan! Gimana? Sakit kan sekarang? Siapa yang mau rawat? Diva juga yang kalian reportkan!"

Divana mengoceh seperti orang dewasa kepada Lidya dan Fatir. Gadis itu mendengus sebal melihat kedua orang tuanya yang hanya bisa terbaring tak berdaya di atas ranjang king zise kamar mereka.

"Mas, liat tuh anak kamu, masa dia marahin Asya, hiks hiks ..." Lidya mengaduh manja ke suaminya. Mereka berdua berpelukan mesra lagi dalam satu selimut.

"Cup cup cup cup, bentar yah sayang, mas marahin dia dulu." Lidya mengangguk lucu di sela pelukan mereka, tepatnya di atas dada sang suami.

"Diva! Berani-beraninya yah kamu memarahi istri saya, mau saya sita uang jajan kamu sebulan?" ancam Fatir terhadap anaknya.

"Ck! Mentang-mentang udah baikan." Divana memutar bola matanya malas mendengar ucapan sang ayah.

"Hua hiks hiks hiks, mas ...." Lidya makin terisak. Ia jadi manja kepada suaminya. Fatir melorotkan matanya dengan horor kepada samg anak.

"Iya deh iya. Maaf yah, Mami. Diva pergi dulu. Jangan lupa bikin dedenya yang banyak, biar makin rame rumah kita, hihi." Divana terkekeh lalu segera melarikan diri dari tempat itu. Sepertinya ia berhasil menggoda sang ibu dan sang ayah.

Lidya mematung mendengar perkataan putrinya. Ia sedang membenamkan wajahnya di dada sang suami. Sekarang ia mendongak sedikit untuk mengintip bagaimana ekspresi suaminya sekarang Ternyata Fatir sedang melihatnya.

"Aaaa!" Buru-buru Lidya menenggelamkan wajahnya kembali.

Fatir terkekeh melihat kelakuan sang istrinya. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang sang istri.

"Sayang, kamu enggak usah takut, mas enggak akan minta sekarang kok. Nanti aja kalau kamu udah siap." ucapnya.

"Emangnya mas kuat nunggu lagi sampai Asya siap? Udah 8 tahun loh mas belum dapat haknya." gumam Lidya pelan. Ia masih setia dalam posisinya yang tadi.

Wajah Fatir langsung berseri-seri. "J-jadi kamu mau, Sayang?" tanyanya antusias.

Lidya langsung terperanjat, ia baru sadar apa yang baru saja ia ucapkan. Ia menggeleng kuat. Tapi wajahnya memerah hingga ke telinga. Ia juga memalingkan wajah dan tak ingin melihat ke arah suaminya.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang