Bab 29

21.8K 1.3K 11
                                    

"Hiks .... hiks .... Syifa lo beneran jadi pergi malam ini? G besok aja?" tanya Aisyah yang sudah menangis cegukan.

"I-iya, hiks .... Kenapa g besok aja sekalian, huhu." Syafirah pun ikut menangis.

Semua teman Syifa menangis. Mereka semua tidak rela berpisah dari sahabat mereka yang paling baik dan tidak sombong, pikir Syifa.

Semua teman sekamar Syifa dan juga Jian sedang mengantar Syifa ke depan pintu gerbang beserta barang-barangnya.

"Iya. Sory banget yah guys, selama ini gue udah bohongin kalian pake indentitas palsu. Tapi gue sayang banget sama kalian. Gue g akan pernah luapain masa-masa kita selama gue di sini." ucap Syifa sedih.

Sebenarnya berat juga baginya untuk berpisah secepat itu. Tapi ini sudah keputusannya. Demi mental dan juga perasaannya.

"Tapi gue janji, setiap semester gue bakal ngunjungin kalian di sini, oke?" syifa menunjukkan jari kelingkingnya.

"Beneran?" tanya teman-temannya.

"Janji?" tanya mereka lagi.

Syifa mengangguk mantap. Mereka semua langsung menautkan jari kelingking masing-masing ke tangan Syifa.

Semuanya saling berpelukan. Sangat lama dan sulit untuk melepas.

Pip Pip

Syifa menyudahi pelukan lebih dulu. Ia sangat senang melihat mobil orang tuanya akhirnya datang.

"Assalamualaikum putri ayah." sapa Avian yang langsung turun dari mobil.

"Waalaikumussalam."

"Ayaaaahhh!!"

Syifa langsung berlari dan memeluk erat ayahnya. Avian menggendong putrinya ala koala dengan punuh kasih sayang.

Teman-teman Syifa sangat terharu. Tiba-tiba banyak dari mereka yang merindukan ayahnya.

Seorang wanita paruh baya turun dari mobil. Tubuhnya langsing, putih, dan masih sangat cantik. Wajahnya mirip dengan Syifa.

"Oh jadi kangennya cuma sama ayah doang nih? Sama Bundanya g kangen gitu?" Sindir Ayana cemburu.

Syifa langsung minta turun sama Avian. Takut kalau ibunya merajuk. Sangat sulit untuk membalikkan mood ibunya kalau sudah buruk.

"Bundaaaaa, huaa Asya kangen banget huhu ...." Syifa beralih ke pelukan ibunya.

"Hah?? Bunda??" sahut teman-temannya tak percaya. Mereka pikir, Ayana adalah kakak Syifa. Ternyata ibunya.

"Bunda juga kangen banget sama kamu, Sayang." Ayana mencium wajah Syifa berkali-kali.

"Iih, bunda geli tahu." ucap Syifa yang saat ini malah tertawa keras saking kegeliannya dengan ciuman sang ibu.

Ayana pun ikut tertawa mendengar ocehan putrinya.

"Ekhm!" Perhatian Syifa teralihkan oleh suara deheman seseorang yang terdengar sangat familiar di telinganya.

"How about us?" tanya Abidzar dengan ekspresi cemberutnya.

"Princess g rindu sama Abang?" tanya Gibran dengan ekspresi yang sama seperti kakak-kakaknya.

"Princess udah g sayang sama kami lagi. Udahlah, percuma kita bela-belain datang kalau pada akhirnya g di hargai kek gini." Rajuk Atta sedih

Syifa terkekeh melihat tingkah mereka bertiga yang sangat lucu menurutnya. Mereka tak sadar kalau banyak teman-teman Syifa yang terpesona dengan ketampanan mereka.

"Abaaaaangg!!!" Syifa berlari kencang memeluk ketiganya.

Abidzar, Attha, dan Gibran sempat terhuyung sedikit kebelakang karena kurang persiapan. Syifa terlalu tiba-tiba mendubruk mereka.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now