Bab 11

22.8K 1.3K 3
                                    

"Kebanyakan perempuan melihat laki-laki dari sholatnya, padahal itu adalah kewajiban.
Cobalah melihat dari cara dia berinteraksi dengan lawan jenisnya. Disitulah nilai seberapa kuat laki-laki itu beriman."

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.
.
.

"Hoaaamm" Syifa sangat mengantuk, sesampainya di kamar Jian, tanpa melepas busana yang ia kenakan. Kecuali hijabnya, sungguh ia sangat gerah meskipun ada AC di kamar itu. Syifa langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"Eh Lilid, lo jangan tidur dulu!" Jian menarik tangan Syifa sebelum benar-benar tubuhnya menyentuh kasur sepenuhnya.

"Huaaaa kenapa sih, Ji? Gue ngantuk banget sumpah." rengek Syifa dengan suara yang sudah mulai serak.

"Lo harus belajar bahasa Arab mulai malam ini sama Kak Fatir titik, g ada tapi-tapian!" tegas Jian tak terima penolakan.

"HAH? Belajar bahasa Arab? Sama Gus arogan itu? Lo g bercanda kan suruh gue belajar sama dia?" tanya Syifa memastikan yang ia dengar barusan tidaklah salah.

"G ada penolakan!" Mata Syifa terbuka sempurna mendengar jawaban Jian barusan. Kantuknya hilang entah kemana saking syoknya ia saat ini.

"Kenapa harus dia sih, Ji?" tanya Syifa memelas.

"Karena gue yakin cuma dia yang bisa ngajarin lo bahasa Arab sampe lancar dalam seminggu." Jawab Jian.

"Lo yakin dia bisa ngajarin gue? Yang ada gue entar sama dia malah cosplay jadi Tom and Jerry tahu g!" bentak Syifa kesal. Ia tetap kukuh tak mau di ajar oleh Gus Fatir.

"Gue udah capek bujukin kakak gue supaya dia mau ajarin lu ya. Trus setelah semua kerja keras gue bantuin lu itu, eh lu malah nolak. Gimane sih lu, g bersyukur banget jadi temen." Jian kesal. Ia merasa tidak di hargai sekarang.

"Ya kan gue minta bantuan ke elu, maemunah! Napa lu malah minta bantuan ke Gus songong itu!" ucap Syifa. Ia ikut kesal dengan keputusan Jian.

"Oke. Kalau lo g mau nurut, gue juga g mau ngajarin lu, impas kan?" ancam Jian.

"Ih kok gitu sih? Lo g adil!" Syifa merasa terpojokkan di sini.

"Di ajar sama Gus Fatir, atau g sama sekali? Dan lo siap-siap aja di hukum cambuk pake rotan sama Ustadzah Nadya."

Syifa meneguk salivanya mendengar perkataan Jian. Kan tidak lucu kalau pulang dari pesantren ini tubuhnya penuh tato memar bekas cambukan rotan. Kulit mulus, putih, bersih, dan glowing yang selama ini ia rawat dengan sepenuh hati, masa harus ternodai oleh rotan? Apa kata dunia nanti?

Dengan terpaksa Syifa menerima tawaran ini. Setelah itu Jian mengambil semua buku kamus, buku tulis, dan alat-alat yang akan dibutuhkan Syifa saat belajar dengan kakaknya. Ia tahu bagaimana cara mengajar kakaknya itu, karena dia juga dulu di ajar bahasa Arab olehnya. Dan terbukti, ia bisa lancar bahasa Arab kurang dari sebulan.

"Eh-eh lo mau kemana?" Jian menghalangi Syifa yang hendak keluar dari kamar.

"Kan katanya mau belajar sama kakak lo? Gimana sih? Udah minggir-minggir, gue mau ini semua cepat kelar supaya gue bisa tidur. Sumpah gue ngantuk banget .... Hoaaammm."

Lagi-lagi Jian menghalangi Syifa. "Lo mau kakak gue marah karena lo g pake kudung? Bukan cuma Lo yang kena marah, gue juga!" jelas Jian.

"Nih pake!" Jian memberikan hijab Syifa yang ia temukan di lantai.

"Oh iya, astaga gue lupa." Syifa segera memakai pasmina tersebut lalu menyusul Jian yang sudah pergi sedari tadi.

" Syifa segera memakai pasmina tersebut lalu menyusul Jian yang sudah pergi sedari tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now