Bab 74

16.7K 1K 19
                                    

Peringatan!! Part ini mengandung kekerasan!!




































Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.








"Lidya!!!" panggil Azisha. Ia melihat temannya itu datang bersama seseorang yang tak lain adalah dosen mereka. Tentu saja ia penasaran lalu menghampirinya.

"Selamat pagi, dr. Arash." Sapa Azisha dengan ramah.

"Pagi." Jawab pria itu singkat.

"Saya kedalam dulu yah. Kalian hati-hati ke kelasnya." Fatir langsung pergi setelah mengatakan itu.

Plak!!!

Azisha memukul punggung Lidya saking tidak percayanya dengan apa yang ia lihat barusan.

"Aww! Lo!!" sentak Lidya tak terima. Ia menunjuk wajah Azisha dengan tajam.

"Hehe sorry beb. Gue gak sengaja, suer." Azisha tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapihnya kepada Lidya. Ia mengangkat kedua tangan, memperlihatkan 2 jari piece kepadanya.

Lidya memutar bola matanya malas. Ia pun melangkah pergi meninggalkan wanita itu sendirian di parkiran.

"Eehh, tungguin gue!" Azisha yang ketinggalan, sekarang langsung berlari mengejar Lidya.

***

"Lo pacaran yah sama dr. Arash?"

"Yang suka duluan siapa?"

"Kok lo bisa satu mobil sama dia?"

"Lo tahu nggak kalau tadi banyak yang merhatiin lo pas turun dari mobil, trus dibukain pintu sama dokternya juga?"

"Keknya mereka semua iri deh sama lo."

"Ayolah, cerita sama gue, gimana kalian bisa deket gitu trus jadian."

"Ayolah, Lidya. Ayolah ...." pinta Azisha dengan ekspresi memohonya.

"LO BISA DIEM ENGGAK!!! GUE LAGI PUSING, G BISA DIGANGGU DENGAN HAL-HAL BODOH KAYAK GITU!!!" Berang Lidya emosi.

Azisha bahkan langsung tersentak sadar di tempat setelah mendengarnya. Baru kali ini ia melihat Lidya semarah itu kepadanya. Dan semua ini terjadi karena kebiasaan keponya yang berlebihan.

"Y-ya maap, Lid. G-gue gak tahu kalau lo lagi badmood." Pintanya tulus. Ia merasa bersalah sekali pada temannya.

"Hmm."

Lidya kembali melanjutkan langkahnya. Di ikuti Azisha dari belakang yang masih merasa bersalah. Ia ingin mengeluarkan suara tapi tertahan di kerongkongan. Takut jika membuat temannya semakin marah terhadapnya.

***

"Eh-eh itu Lidya, itu Lidya."

"Diam-diam."

Lidya memasuki kelasnya dengan lesuh. Aneh, Ia tidak mendengar keramaian kelas yang setiap harinya ia dengar di pagi hari.

Lidya berhenti, dan di belakangnya Azisha juga ikut terhenti. Mereka berdua memandang seisi kelas yang menatap ke arah mereka dengan sinis. Bukan, yang dipandang mereka adalah Lidya, Azisha tidak termasuk.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang