Bab 16

21.3K 1.1K 0
                                    

"Ngapain sih lo ngikutin gue mulu!!" Kesal Syifa. Ia tidak menyangka akan di rundung sejauh itu oleh laki-laki penggoda tadi.

"Karena lo cantik." jawab pria tersebut sambil mensejajarkan langkah mereka berdua.

Syifa sengaja berjalan dengan langkah paling cepat agar pria tersebut tidak dapat menyusulnya. Tapi karena kakinya yang pendek, dan pria itu berkaki panjang, ia bisa disusul dengan mudah.

"Dan kau terlihat begitu seksi saat sedang marah seperti saat ini." bisik pria tersebut.

Setelah itu, Syifa tiba-tiba berhenti. Membuat pria di sampingnya heran dan berhenti juga. Apakah sehebat itu gombalannya? pikir pria tersebut dengan percaya diri karena bisa menaklukkan gadis itu.

Syifa menghadap ke samping. Tepatnya, sekarang mereka telah saling berhadapan. Ternyata tinggi mereka tidak bera jauh, mungkin beda sejengkal.

Saat pria di hadapannya sekarang sedang sibuk dengan pikirannya. Syifa langsung melayangkan sebuah tonjokan keras tepat di bagian wajah pria tersebut.

Bughh!!!

Saking kuatnya pukulan Syifa, pria itu sampai terpental beberapa meter kebelakang. Untunglah Syifa masih baik hati tidak menghancurkan seluruh wajah tampan pria tersebut. Hanya mematahkan hidung dan gusinya sedikit.

Syifa menghampiri pria tersebut. Sepertinya kepala pria tersebut sedikit merasa oleng. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya dan mencoba membuka matanya menatap sekitar. Buram, dunia seakan berputar. Di tambah lagi dengan rasa sakit yang teramat sangat di hidung dan mulutnya.

Brak!

"Gimana? Masih mau ngegoda gue?" Syifa menginjak dada pria tersebut dengan sedikit menekannya. Hal itu membuat pria itu makin kesakitan dan kesulitan bernapas.

Dengan sekuat tenaga, pria tersebut berusaha untuk memindahkan kaki Syifa yang menindih dadanya. Namun hal itu percuma saja, gadis tersebut malah makin menindihnya.

"Nyerah, gue nyerah. Gue minta maaf. Gue g akan ngelakuin hal itu lagi. Gue janji." Mohon pria tersebut dengan bersungguh-sungguh.

Pria itu benar-benar merasa kesakitan saat ini. Di tambah lagi dengan rasa asin yang ia rasakan di mulutnya. Sepertinya mulutnya berdarah. Dan ia juga merasakan cairan hangat keluar dari hidungnya dan mengalir ke mulutnya.

Syifa menarik kembali kakinya dan menatap datar pria tersebut. Akhirnya pria itu bisa bernafas lega. Ia segera meludahkan cairan merah dari mulutnya kemudian melap darah di dari hidungnya.

"Jangan ngedongak, tolol! Lo mimisan, entar darah lu masuk ke saluran nafas. Nih ambil." Syifa menyodorkan sapu tangan yang selalu ia bawah, ke pada pria tersebut.

Pria itu langsung menyumbat hidungnya dengan sapu tangan tersebut.

"Makasih." Ucapannya.

"Sama-sama. Jangan lupa di cuci bersih, trus balikin. Kalau bisa secepatnya. Itu sapu tangan kesayangan gue soalnya." balas Syifa. Pria itu mengangguk patuh.

"Tunggu di sini bentar."

Syifa pergi meninggalkan pria itu entah kemana. Setelah wanita itu pergi, ia melihat sebuah kursi panjang lalu duduk di situ sembari menunggu.

Tak lama kemudian ia kembali dengan berbagai macam jajanan ditangannya. Sepertinya setiap jari tangan yang ia punya, memiliki kantong yang ditentengnya masing-masing.

Pria tersebut di buat takjub karena dengan badang yang terlihat kurus tersebut, ternyata mampu membawa barang sebanyak itu.

"Nih gue beliin lo es teler. Itung-itung permintaan maaf karena udah mukul lo tadi, hehe."

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now