Bab 48

20.7K 1.1K 3
                                    

Di tengah jalan, kepala Lidya tiba-tiba sakit.

"Saya harap kamu tahu diri"

"Tahu diri!!"

"Tahu diri ..."

"Akhhh," ringis Lidya kesakitan. Ia memegang kepalanya kuat. Suara bisikan itu terdengar lagi.

Pip pip

"Woii mau cari mati lo! Minggir!!" teriak pengendara yang hampir menabrak Lidya.

Lidya tidak bisa fokus melihat sekeliling, penglihatannya buram.

Pip Pip

Terdengar klakson dari pengendara lain lagi.

"Sebelum pernikahan ini selesai, saya tidak mau melihat wajah kamu lagi!!"

Lagi-lagi Lidya mulai mengalami halusinasi itu lagi. Ucapan menyakitkan Fatir saat itu kembali menghantuinya.

"Saya juga punya hak untuk memilih siapa yang pantas mencintai saya, DAN ORANG ITU BUKANLAH KAMU!!!"

"Aaakkhhh, pergi-pergi!" usir Lidya pada suara-suara itu. Ia menangis sejadi-jadinya sambil menutup telinganya kuat.

"Hiks ... hiks ... hiks ...." tangis Lidya ketakutan.

***

"Bundaaa, hiks ... hiks ..., Ayahhh!!" teriak Lidya masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan yang sudah kacau.

"Loh, anak Bunda kenapa ini?" tanya Ayana khawatir. Ia sedang menonton TV bersama suaminya, terkaget melihat putri mereka datang dengan wajah yang sudah menangis.

"Asya, kamu kenapa sayang?" tanya Avian cemas.

Lidya langsung memeluk ibunya. "Bunda kita pindah rumah aja yah? Bilang sama ayah, Asya g mau tinggal di sini lagi." pinta Lidya seperti orang yang sangat ketakutan.

Avian dan Ayana jadi bingung. "Kenapa sayang? Coba cerita, cerita," pinta Avian sambil mengelus rambut anaknya dengan sayang.

"Ini semua karena ayah, hiks ..." keluh Lidya makin menangis di pelukan Ayana.

Avian terkejut, "Loh, kok salah ayah?" tanya Avian.

"Salah Bunda juga," ucap Lidya lagi.

"Loh kok Bunda juga salah?" tanya Ayana tak mengerti.

"Huaaaaaa," Lidya semakin menangis. Ayana dan Avian makin panik. Mereka tidak tahu salah mereka di mana, tiba-tiba putri mereka pulang dalam keadaan menangis, dan menyalahkan mereka.

"Harusnya Bunda g usah sok"an mau jadi tetangga yang baik hati, pake acara masakin tu orang lagi! Hiks ... hiks ..." cicit Lidya jadi kesal. Dadanya naik-turun karena sesegukan.

Avian dan Ayana makin tidak mengerti. "Ayah juga! Kenapa sih harus nyuruh Asya yang bawain makanannya ke orang itu? Asya g suka sama dia. Dia udah bikin Asya sakit hati, huaaa." tangis Lidya makin melejit.

Abidzar, Gibran, dan Atha langsung keluar kamar saat mendengar tangisan adik bungsu mereka dari lantai bawah. Mereka turun dan melihat Lidya masih menangis kencang.

"Yah, Bund, princess kita kenapa?" tanya Atha bingung.

Avian dan Ayana menggelengkan kepala mereka. Mereka berdua juga masih bingung apa yang di maksud putrinya.

"Iihhh, g ada yang ngertiin Asya. Hati Asya lagi sakit, tercabik-cabik, harga diri Asya lagi di injak-injak sama orang. Tetangga kita .... Hiks ... Te-tetangga kita ... Hiks ... Hiks ....," Tangis Lidya lagi. Ia tak kuasa melanjutkan perkataannya.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang