Bab 53

19.7K 1.1K 6
                                    

Lidya memasuki kelasnya dengan percaya diri. "Selamat pagi semuanya!!" Sapanya sambil berjalan bak model terkenal. Ia melambaikan tangan seperti artis yang menyapa para fansnya. Kepercayaan diri Lidya memang dari dulu tidak pernah berubah.

"Pagi." sapa semua orang tanpa melihat ke arahnya.

Alis Lidya mengerut lucu. Ia heran, mengapa semua orang terlihat fokus sekali membaca bukunya. Biasanya mereka akan dengan senang hati dan antusias menyapanya kembali.

Lidya menghampiri salah seorang temannya. "Eh, ini kenapa pada serius semua belajarnya?" tanyanya penasaran.

"Kamu g tahu?" tanya gadis itu.

"Enggak." Jawab Lidya lalu menggeleng.

"Yang bakal ngajar kita sebentar dr. Arash lagi." Jelas gadis itu sedikit lesuh.

"Hah? Dr. Arash? Saha?" tanya Lidya bingung. Karena ia merasa baru pertama kali dengar ada dosennya yang bernama Arash.

"Ituloh yg kemarin ngehukum kita rame-rame di depan." jawab gadis itu.

Lidya melongo. Ia baru ngeh, ternyata dr. Arash itu Gus Fatir. Ia juga baru ingat, kalau tadi dokter Viona memanggil gus Fatir dengan sebutan dr. Arash. "Astaga, kenapa gue jadi lemot gini sih," runtuknya dalam hati.

"Loh, bukannya hari ini jadwalnya dr. Stela? tanya Lidya heran.

"Kamu g tahu lagi?" tanya si gadis yang juga heran mendengar pertanyaan Lidya.

"Enggak." Jawab Lidya seperti orang kebingungan.

"Kamu ini dari mana aja sih? Padahal infonya udah menyebar luas ke semua angkatan loh. Masa kamu g tahu?" berang gadis itu sedikit kesal.

"Hehehe, ye maap," balas Lidya cengengesan. Ia menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal.

Mungkin karena ia jarang membuka grup WA-nya. Sekali buka, malah langsung ia scroll ke bawah. Jadi tidak heran jika ia selalu ketinggalan informasi.

Gadis itu mengurut dadanya melihat Lidya. Ia menarik nafas dalam-dalam, "Sabar," gumamnya.

"Dr. Stella udah pindah ke universitas lain. Jadi g ngajar di sini lagi." jelas gadis tersebut dengan senyum yang terlihat sangat dipaksakan.

"APAAAA!!!" teriak Lidya begitu menggema saking tercengangnya.

"Ssstttttt!!!!" desis seisi kelas karena suara Lidya mengganggu konsentrasi mereka belajar.

"S-sorry guys, sorry sorry sorry." Ucap Lidya meminta maaf kepada semua orang. Ia benar-benar merasa bersalah atas hal itu.

Gadis yang berbicara dengannya itu lantas menutup wajahnya dengan buku. Lidya yang teriak, ia yang merasa malu karena di pandang sinis oleh semua orang.

"Eh itu beneran?" tanya Lidya memastikan.

"Hmm." dehem gadis itu yang jadi malas menanggapi Lidya. Ia memakai headset di telinganya lalu menyetel musik sambil membaca buku anatomi di tangannya.

Lidya yang merasa di abaikan pun hanya bisa pasrah. Ia segera pergi mencari tempat yang masih kosong.

"Lidya!" panggil Lea. Ia menepuk kursi di sampingnya yang ternyata memang ia simpankan untuk Lidya.

Lidya pun tersenyum senang dan menghampirinya. Teman-temannya yang lain juga duduk di sana ternyata.

"Eh kalian belajar apa?" tanya Lidya sambil meletakkan tasnya di dekat kakinya.

"Biasa, materi ppt dr. Stella tahun lalu." jawab Fawaz. Ia memakai kacamata minus yang malah membuatnya terlihat makin keren.

"Loh, tapi dokternya kan udah beda." Ujar Lidya.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Where stories live. Discover now