Bab 39

21.3K 1.2K 4
                                    

Dari kejauhan, Lidya melihat gerbang sekolahnya sudah hampir di tutup.

"Okeyy, saatnya pertunjukan ...."

Lidya mengunci rem tangan mobilnya lalu menginjak pedal gas dengan sangat lama. Setelah itu Lidya melepaskan rem tangan tersebut dan melaju dengan sangat kencang menuju pagar.

"Wohooo!!!" sorak semua orang terkagum-kagum saat melihat Lidya berhasil memasuki gerbang di detik-detik terakhir.

"Gilaa, keren banget gue." Pujinya bangga pada diri sendiri.

Setelah memarkirkan mobilnya, Lidya pun turun dengan sedikit dramatis seperti di film-film.

Tapi saat ingin melangkah, tiba-tiba ia tak sengaja tersandung kakinya sendiri dan berakhir dengan terjatuh dengan tidak etis.

"Whahahaha, kasian banget." ejek seseorang yang menghampirinya.

"Ngapain lo? Bukannya ngebantuin teman, malah ngetawain. Gue kutuk jadi batu baru tahu rasa lo!" ancam Lidya tak terima.

"Lah, kan lo bukan mak gue. Ngapain gue takut." ucap orang tersebut tanpa takut.

"Lo lupa? Doa orang terdzolimi tuh di jabah sama Allah." balas Lidya lagi.

"Lah kan gue, Kirsten." elak orang tersebut yang saat ini ingin tertawa mendengar ancaman Lidya.

"Oh iya ya. Bodo amat lah! Lo mau bantuin apa kagak ni?" bentak Lidya kesal.

"Iye-iye."

Lidya menerima uluran tangan temannya itu. Setelah berdiri barulah ia membersihkan roknya yang kotor.

"Clarissa, Lidya!" panggil seseorang. Orang itu berlari ke arah mereka berdua.

"Fawaz? Lo telat juga?" tanya Clarisa tak percaya. Anak paling rajin dan ambis bisa terlambat juga ternyata.

"Waah daebak." Spontan Lidya yang juga sama seperti ekspresi Clarisa sekarang.

"Kok lo bisa telat sih?" tanya Clarissa mengintrogasi.

"Siapa bilang gue telat?" heran Fawaz. Begitupun Clarissa dan Lidya yang juga terheran-heran dengan jawaban Fawaz itu.

"Lo nga liat jam? Ini kita udah telat bego!" Clarissa menyodokkan jam tangannya ke depan mata Fawaz karena kesal.

"Eittts santai dong. Jangan marah-marah, masih pagi loh ini." Fawaz mendorong tangan Clarissa menjauh dari wajahnya.

"Kalian g baca info di grub?"

"Hah? Info apa?" tanya Clarissa dan Lidya bersamaan.

"Itu loh, katanya ada dosen baru. Spesialis bedah syaraf, dengar-dengar dia lulusan universitas yang cukup terkenal di Turki. Ganteng lagi." Jawab Fawaz dengan antusias.

Clarissa dan Lidya saling menatap. Mereka tidak saling berkomunikasi, tapi hanya lewat tatapan saja, mereka tahu isi pikiran masing-masing.

"Lo gay, yah!!" histeris mereka berdua.

Sontak Fawaz membolakkan matanya lebar karena terkejut mendengar teriakkan mereka.

"Enak aja! Gue masih normal, yah! Gue masih suka sama cewek." elak Fawaz tak terima.

Clarissa dan Lidya kompak mencibirkan tatapan menyelidik ke arah Fawaz. Mereka tidak yakin 100% ucapan Fawaz jika mengingat betapa antusiasnya dia menceritakan ketampanan dosen baru tersebut.

"Trus kenapa?" tanya Lidya yang terlihat tidak terlalu tertarik mendengar info tersebut.

"Karena dosen baru itu, kita masuknya jam 9, bukan jam 8."

Gus Arrogant!! (TAMAT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat