Bab 62

20.1K 1.2K 32
                                    

Ada pengumuman di akhir

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.
.
.

Lidya memarkirkan mobilnya lalu berlari secepat mungkin ke kelasnya. Semoga saja pintu kelasnya tidak di tutup duluan oleh dosennya.

Bruk!!

"Ma-maaf, kak!" Lidya meminta maaf karena telah menabrak seseorang wanita. Ia hanya menunduk sesaat lalu segera melanjutkan larinya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang ia tabrak.

"Astaga mahasiswi zaman sekarang memang tidak ada sopan santunnya sama gurunya." gumam wanita tersebut. Ia menunduk ke bawah dan melihat sebuah buku gambar yang jatuh.

"Mungkin punya gadis yang tadi." pikirnya. Ia pun mengamhil buku tersebut dan berencana akan memberikannya ke bagian keamanan biar nanti diumumkan melalui pengeras suara. Tapi itu nanti setelah ia mengajar.

***

Lidya akhirnya sampai di kelas. Syukurlah dosennya belum ada di dalam. Ia segera mencari tempat duduk yang masih kosong. Untunglah ada Lea yang selalu setia menyimpankan tempat untuknya.

"Assalamualaikum, Selamat pagi anak-anak."
Sapa dosen yang masuk ke kelas mereka sesaat setelah Lidya duduk di tempatnya.

"Waalakumussalam warahmatullahi wabarakatu."

"Selamat, Pagi dokter." Jawab mereka bersamaan.

Lidya yang baru selesai mengambil buku dan pulpen dari dalam tasnya, seketika di kejutkan oleh kedatangan dosennya yang ternyata adalah dr. Alina. Wanita yang berbicara waktu itu dengan Fatir.

Dr. Alina pun mulai mengabsen satu-satu persatu mahasiswa yang ada di kelas tersebut.

"Kevin Anggara?"

"Hadir, dok!"

"Laras Dwiyanto Putri?"

"Saya, dok!"

"Lidya Cahya Syahid?"

"Ha-hadir dok!" jawab Lidya. Ia berdiri sambil mengangkat tangannya. Entah mengapa ia jadi sedikit gugup.

Dr. Alina melihat, menatap tajam ke arahnya sekarang. Menatap penuh selidik. "Kamu kan yang tadi menabrak saya di lorong?" tanyanya.

Lidya tertegun. Ia melihat wanita itu dari bawah hingga ke atas sekali lagi. "Ja-jadi yang gue tabrak tadi dr. Alina? Tamat riwayat gua!" runtuknya dalam hati.

"Ma-maaf, dok. Saya terburu-buru jadi tidak fokus melihat jalan." ucap Lidya sedikit terbata-bata.

"Sini kamu!" suruh dr. Alina.

Seketika teman-teman Lidya menahan nafasnya sesak. Entah sudah berapa banyak kesalahan yang di lakukan temannya itu kepada senior maupun dosen. Dari yang ringan, sedang, hingga yang fatal, sudah pernah dilakukannya. Mereka jadi panik sendiri padahal bukan mereka yang berbuat.

Lidya pun memberanikan diri untuk ke depan dan mendekat ke arah dr. Alina. Sepertinya ia masih marah karena kejadian tadi, pikir Lidya.

"Ini buku kamu bukan?" tanya dr. Alina sambil memegang sebuah buku gambar.

Lidya mengerjabkan matanya sesaat. Ia menelisik buku gambar tersebut, apa benar itu miliknya atau bukan.

Gus Arrogant!! (TAMAT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat