30: Pool of Paint, Fire, and Corpses

2.5K 111 0
                                    

Takumi baru saja memungut selebaran di teras rumah Clair, membaca sebaris kalimat pertama, ketika terdengar suara kulit kayu berkelupasan dan suara napas terengah-engah. Suara perempuan. Ada yang memanjat pohon. Pasti Sakura. Takumi masuk ke dalam rumah, mengibaskan selebaran itu pada kelima pengendali lain dan berkata bahwa mereka perlu keluar dari tempat ini, secepatnya.

Ayumi mengetuk pintu kamar Katerina pelan-pelan—usaha percuma, karena gadis kecil itu tidak mendengar—dan akhirnya membukanya sedikit, memperlihatkan sosok Katerina yang duduk menelungkup di atas kasur sambil menatap nanar ke arahnya. Kamarnya berantakan. Di atas meja samping tempat tidur, terdapat sebuah keranjang anyaman berisi gelas-gelas bir dan kain putih. Ayumi mengernyit. Bukan barang-barang yang wajar dibawa anak umur 60 tahunan.

Katerina juga sangat langsing dan kurus. Tingginya hampir mencapai anak umur 120 tahunan, tetapi wajah bulat dan tubuh mungilnya masih milik anak pasca balita.

Ayumi melambai sambil tersenyum, karena ia tidak tahu bahasa isyarat untuk "kami akan pergi. Hati-hati di sini." Katerina balas melambai dengan kikuk.

Takumi, kelima pengendali elemen, dan Sakura yang baru bergabung meninggalkan kediaman Clair. Mereka tidak benar-benar memiliki tujuan—hanya berjalan ke mana kaki membawa. Sebelumnya mereka ingin ke kantor pusat, tetapi sekarang ragu. Kalau kantor pusat sudah dikuasai oleh pengendali angin pengganti—si synthesis-synthesis yang dibicarakan orang-orang ini—tidak ada gunanya ke sana. Sakura sudah patah arang untuk mengunjungi rakyat lainnya.

"Otak Clair seperti... diputar-putar. Sebelumnya dia—ugh," kata Sakura lesu.

Ilusi-ilusi yang disebut-sebut Clair pasti ada hubungannya dengan pengendali ilusi pengganti. Dan sifat rakyat yang berubah 180 derajat... masalah lain lagi.

"Tempat yang aneh," komentar Takumi tiba-tiba. "Tindakan seseorang bisa mengubah seisi dunia. Keren."

Para pengendali menatap tajam ke arahnya, kecuali Ayumi. Gadis bermata merah pucat itu lebih suka diam saja.

Lambat-laun, tanah lembut yang mereka injak menjelma menjadi tanah kering dan keras, pepohonan raksasa di sekeliling mereka melayu dan menghitam. Takumi beserta keenam pengendali elemen terus berjalan ke arah barat laut. Pemukiman warga yang lebih sempit dan ramai pun muncul. Lalu-lintas elf tampak lengang. Tidak ada anak-anak bermain di sekitar bunga hortensia, tidak ada sekerumunan warga yang menonton mereka, tidak ada tukang pos yang Sakura lihat beberapa saat lalu. Namun, ada sekelompok kecil anak-anak bermain hopscotch di bawah sebuah rumah pohon. Tawa ceria mereka membuat Takumi merinding.

Rumah-rumah warga di sini lebih kecil daripada rumah Clair yang megah. Kayu-kayunya jauh lebih kusam. Penerangannya—berkat penemuan seorang pengendali listrik beberapa ratus tahun lalu—redup dan tidak ada yang istimewa pada pintunya. Di sini, bau polimer tercium lebih kuat—beberapa pohon tersebut meneteskan cairan pekat berwarna hitam dan bening.

Sakura meringis. Cairan macam apa itu?

"Ada pertunjukan," kata Takumi sambil menarik selebaran itu ke hadapan wajahnya. "Pertunjukan boneka untuk anak-anak. Gratis. Di halaman rumah Peregrine Sang Pembuat Cat. Siapa Peregrine?"

"Yah, pembuat cat," jawab Sakura, setelah berhasil mengatasi kekagetannya. "Pertunjukan boneka? Lucu. Kukira anak-anak lebih suka balap terbang atau semacamnya."

"Aku mau nonton," celetuk Ayumi polos. Gadis itu langsung menampar mulutnya, malu.

Sakura meliriknya dengan malas. "Silahkan saja. Kapan acaranya?"

Takumi melirik selebaran lagi. "Besok pagi. Sebelum matahari tinggi. Mungkin maksudnya jam 7 pagi."

Mereka buru-buru melompat ke balik semak-semak ketika segerombolan elf perempuan lewat. "Di mana kita akan tidur malam ini?" tanya Higina, memelankan suaranya hingga hanya mereka bertujuh yang mendengar.

ElementbenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang