69.1: Shoreals and Their Troubles

1.6K 72 0
                                    

Seorang gadis muda, kurang lebih 140-150 tahunan, terduduk di atas atap pondok kecilnya sambil menggerutu.

Ibu angkatnya tidak mengizinkannya ke mana-mana hari ini. Ia tidak boleh mengunjungi pulau karang mungil tempatnya bermain setiap pagi, tidak boleh jauh-jauh dari rumah, bahkan tidak boleh mengunjungi "dunia atas" semenit pun. Sebagai seorang shoreal yang baru menjelang remaja dan tidak memiliki banyak aktivitas untuk dilakukan, hidupnya sangat membosankan. Ia menatap lautan Lunaver dengan muram sambil menggulung-gulung rambut ke sekeliling telunjuknya.

Gadis itu tergolong cantik. Rambut cokelat kebiruannya yang sedikit keriting bersanding manis dengan mata biru tuanya. Wajahnya berbentuk hati. Kulitnya cokelat pucat—cokelat karena sering berenang dalam jarak yang dekat dengan permukaan, pucat karena rumahnya terletak di daerah yang airnya lumayan dingin.  Gadis itu memakai pakaian dari serat rumput laut yang ditenun rapi meskipun agak lusuh—sumbangan dari seorang shoreal kaya.

Pagi ini, Lunaver terasa hening dan sepi. Air laut bergerak pelan, mengambangkan rambut dan gantungan sendok di sekeliling pinggang sang gadis, menggelitik ujung ekor kuda lautnya yang melingkar-lingkar. Padang koral berwarna-warni terlihat di kejauhan. Segerombolan ikan berwarna kuning berenang melewatinya, menoleh ke arahnya sekilas, kemudian kembali meneruskan perjalanan. Gadis itu menggerutu lagi.

Rumahnya, yang terletak jauh dari peradaban para shoreal, terbuat dari batu dan ditutupi sejenis koral kuning-dan-merah-muda yang lebih mirip bunga daripada koral. Kamuflase cerdik yang dibuat ibunya berpuluh-puluh tahun silam. Rumahnya juga tertanam di dasar laut, sementara shoreal lain membangun rumah mereka di atas tiang kokoh—seperti rumah pohon para elf—atau berbentuk seperti kubah putih—seperti mutiara raksasa dibelah setengah. Gadis itu benar-benar kesepian. Ia dianggap mempraktikkan sihir terlarang dan tidak terlalu akrab dengan anak-anak seumurannya.

Hanya beberapa meter di belakang rumahnya, terdapat gerbang batu (yang juga ditanami koral) yang bertuliskan 'LUNAVER' di papan nama yang terpasang di puncaknya. Hanya beberapa ayunan ekor dari sebuah peradaban....

"Boleh aku pergi?" teriak sang gadis, tidak yakin ibunya akan mendengarnya.

"Kalau kau mau digiling oleh penyihir-penyihir nakal, terserah saja, Sayang!" terdengar samar-samar suara sang ibu dari bawah atap rumah.

Gadis itu mendecak. Ia beranjak dari tempatnya duduk dan menyentakkan ekornya, berenang menjauh. Ia tetap akan pergi meskipun ibunya melarang.

***

Gadis itu, yang sebenarnya dilarang pergi jauh dari rumah oleh ibu angkatnya, akhirnya pergi juga. Ia berenang meninggalkan perlindungan rumahnya dan ibunya, berniat mengunjungi pulau karang mungil yang selalu dikunjunginya setiap pagi dan melihat-lihat dunia atas. Toh ia tidak akan lama. Ibunya pasti akan memaafkannya.

Sebenarnya, yang dimaksud "melihat-lihat dunia atas" bukan berarti memunculkan kepalanya ke atas permukaan air dan melihat-lihat daratan Pyrrestia dari kejauhan. Ia tidak bisa melakukannya. Hanya para duyung yang bisa memunculkan kepala mereka ke udara, para shoreal tidak. Duyung memiliki semacam ketahanan ekstra terhadap kondisi-hampa-air, sementara shoreal harus selalu berada di dalam lautan. Satu lagi hal yang membuat hidupnya lebih membosankan daripada yang seharusnya.

Di bawah pulau karang itu, di bagian yang terendam air, ada semacam taman kecil yang ditumbuhi tanaman dan hewan (yang juga terlihat seperti tanaman) berwarna hijau. Di tengah-tengah taman, terdapat gua perlindungan kesukaannya. Ia biasa duduk di sana sambil membuat karangan bunga sepanjang hari, sampai ibunya datang menjemputnya sambil memakai tudung hitam yang terbuat dari serat bunga laut. Gadis itu belum mengunjungi gua itu selama seminggu ini.

Ia berenang menjauhi pusat kota, menuju pinggiran Lunaver tempat pulau karang itu berada. Beberapa belas menit kemudian, gua itu sudah tertangkap penglihatannya.

ElementbenderWhere stories live. Discover now