43: The Puppet Master

2K 73 0
                                    

Koridor itu terang-benderang secara tiba-tiba. Lampu listrik yang terpasang di salah satu sisi koridor menyala dalam kecepatan instan, cahaya kuning yang silau membutakan matanya sesaat. Sakura tertegun, sadar bahwa seseorang sedang mengawasinya sedari tadi, atau setidaknya menyalakan tombol lampu untuknya. Gadis itu menoleh dan mendapati bahwa Paschalis tengah meregang nyawa.

Sebuah tongkat besi tertancap di punggungnya, menembus tubuh kurus Paschalis hingga ujungnya yang terendam darah muncul di permukaan perutnya. Darah masih mengalir deras ketika tongkat besi itu berputar-putar di perutnya, membuat luka menganga itu semakin lebar, menumpahkan setiap titik darah Paschalis ke lantai koridor. Pria itu tersedak di tengah kematiannya. Kepalanya terteleng ke atas, tetapi mata birunya masih menatap Sakura untuk terakhir kali, menonton wajah bingung Sakura. Sang Fairy Mistress mengangkat tubuhnya hingga sejajar pundak Paschalis, mencoba memapah pundak pria itu, menggumamkan “kenapa bisa...?” dan mencoba menarik tongkat besi itu dari perut  Paschalis. Gadis itu gagal. Paschalis sudah menerimanya. Pria itu berusaha sebisa mungkin berdiri tegak, tubuhnya yang lemah bertelekan pada tangan Sakura dan mulutnya menggumam pelan. Sakura mendengarkannya sebisa mungkin.

“Jangan biarkan k-kelemahan mengalahkan d-diri Anda, Milady.”

“Bicara apa kau? Kenapa...?”

Paschalis tidak pernah menjawab pertanyaannya. Pria itu hanya terdiam di tempatnya, tubuh jangkungnya jatuh lemas, yang langsung ditahan Sakura. Bola matanya menggelincir ke atas hingga hanya warna putihnya yang kelihatan. Sakura baru akan menaruh tubuh Paschalis ke tanah, sebelum menyadari bahwa tongkat besi itu masih ada di sana.

Tongkat besi itu panjang, seperti pipa; ujungnya memanjang sampai ke bagian koridor yang masih gelap. Tidak semua bola lampu menyala di koridor ini. Tongkat itulah yang menahan tubuh Paschalis agar tetap tegak meskipun sudah tidak bernyawa. Sakura menyesali kebodohannya; kenapa benda itu baru kelihatan sekarang?  Gadis itu sadar ia sudah punya jawabannya. Karena aku bodoh, itu saja.

“Bajingan,” teriak Sakura, ke arah bagian koridor yang masih gelap. Ia tahu Ælfric ada di sana. “Bunuh kami dengan tanganmu sendiri, bukannya sembunyi di sana sambil—sambil—“ perkataannya terhenti. Sakura tercekat, dan tiba-tiba sudah menangis di bahu Paschalis yang masih berdiri di sana dengan kepala dan tangan terkulai lemas. Tongkat besi yang menahan tubuh Paschalis tetap pada tempatnya membuat pria itu terlihat seperti boneka kayu raksasa. “Dasar pengecut!”

Terdengar suara mesin berderak dari arah koridor yang masih gelap, dan tubuh Paschalis mulai tertarik menjauh, tongkat besi yang memaku tubuhnya bertambah pendek dan menariknya ke arah sumber suara. Kemudian, terdengar langkah kaki. Langkah kaki Ælfric yang berat dan berkelotak-kelotak di lantai koridor. Sakura mulai penasaran, jenis sepatu apa yang dia pakai.

Kemudian terlihat siluet jangkung di tengah kegelapan koridor, berjalan mendekatinya dan akhirnya sosok Ælfric yang kurus dan tinggi pun muncul. Mata emas tanpa pupilnya menjadi yang pertama kali yang terlihat oleh Sakura. Sosok pria itu tetap sama; kulit sepucat porselen dan mata berujung lancip, telinga elf yang melebihi ukuran normal dan kacamata baca kuno yang tersampir di hidung lentiknya. Pakaiannya hanya berupa celana kulit hitam yang ujungnya robek-robek, menyapu lantai koridor, sementara kaki dan bahunya dibiarkan telanjang.

Satu-satunya yang berbeda adalah tubuhnya. Sosok Ælfric sekarang tidak lebih dari sebongkah porselen bercampur plastik; boneka seukuran elf yang terlihat seperti elf sungguhan. Boneka itu memiliki wajah yang diukir secara realistis, sendi-sendi bola yang menghubungkan keseluruhan tubuhnya, dan dua guratan kecil di bawah mulutnya. Sepasang capit besi terpasang di punggungnya sebagai ganti sayap. Capit besi itu memanjang sampai ke tempat Paschalis berada, dan berakhir di dalam perutnya. Itu “tongkat” besi yang digunakan untuk membunuh Paschalis.

ElementbenderWhere stories live. Discover now