Hoofdstuk 1 : Wilde Vrouw

232 13 0
                                    

13 tahun kemudian

Leo tidak mungkin salah hitung. Ayahnya itu sudah berumur 60-an. Dan ia berencana untuk mengenalkan Leo pada seorang wanita yang bahkan tidak ia kenal? Ini gila!! Ayolah, sekarang ini dunia sudah berubah! Dan siapa yang masih menggunakan cara kuno seperti perjodohan? Ia tidak mau berakhir tragis seperti rumah tangga Ayahnya dan Ibunya. Menyebutkan itu ia teringat lagi pada Ibunya yang sudah tiada. Dan itu terpaksa membuatnya teringat pada seseorang yang dekat padanya dulu, yang selalu bermain bersamanya dan membuat emosinya naik.

Lanzo. Sudah 13 tahun ia tidak bertemu dengan adiknya itu. Ralat, adik haramnya. Walaupun kebencian Leo padanya tidak berubah, tetapi terkadang ia merindukan dan membutuhkan orang sinting seperti Lanzo. Lionelle lebih ke seperti pengecut yang tidak bisa diajak kemanapun. Berbeda dengan Lanzo yang selalu ramah dan tenang kepada siapapun dan dimanapun.

Tetapi sudahlah, untuk apa juga dia mengungkit masa lalu yang kelam dari keluarganya itu. Toh juga mereka sudah berumur 31 tahun dan Lanzo berumur 29 tahun. Tidak mungkin Leo masih ingin bermain tembak-tembakan yang konyol serta segala pernak-perniknya.

Leo terbangun lagi dari lamunannya yang sepanjang sungai Nil ketika Ayahnya memanggilnya, "Leonardo! Kenapa kau tidak menjawabku?" tanya Lane kesal dengan tingkah putra pertamanya itu.

"Yah, aku jelas tidak terima! Aku tidak bisa, Yah! Dan kenapa Ayah masih saja menjodoh-jodohkanku?? Apa Ayah masih kekurangan putra selain Lionelle dan Lan-" seketika ucapan Leo terputus begitu saja.

Ia tidak tahu kenapa belakangan ini ia sangat sering memikirkan si Lanzo anak sinting itu. Untung dia tidak sempat mengatakannya kalau tidak harga dirinya akan turun seketika.

"Lanzo? Kau sudah menyebut namanya lagi setelah mengganti namanya menjadi adik haram beberapa tahun yang lalu." ledek Lane yang suka menggoda putranya.

Leo menatapnya kesal. "Ck. Lupakan saja, Yah. Yang penting aku tidak mau kau jodohkan." ucap Leo kemudian bangkit dari duduknya dan berlalu.

"Leonardo! Kenapa kau selalu menolak melaksanakan perintahku? Apa kau sangat senang jika Ayahmu ini sudah tiada?" oceh Lane entah kepada siapa.

Setelah perdebatan kecil dengan Ayahnya itu, Leo memutuskan untuk mengajak Lionelle untuk pergi bersenang-senang dengannya. Mungkin ia merasa lebih baik memanfaatkan ikatan persaudaraan pada waktu-waktu tertentu seperti ini.

Untungnya ia berhasil meyakinkan Lionelle setelah membujuk-bujuk adiknya itu selama beberapa menit lamanya. Dan ketika Nebula menampakkan diri, dengan sigap Lionelle langsung bangkit dari duduknya dan menarik-narik Leo.

"Kenapa kau baru mengajakku sekarang??" tanya adiknya itu dengan menunjukkan senyuman pura-puranya sementara Nebula sudah bergegas kesini.

"Lionelle!" panggil Nebula yang semakin lama semakin dekat dengan mereka berdua. "Shit!" umpat Lionelle pelan kemudian menatap Leo dengan tatapan memohon untuk menyelamatkannya dari seorang gadis gila seperti Nebula.

"Oh, aku tidak menyangka kau berada disini juga, Leo. Maaf aku tidak langsung sadar akan keberadaanmu." singgung Nebula. Kemudian tatapan gadis itu balik lagi pada Leon - nama panggilan Lionelle.

"Memangnya kapan kau pernah menyadari keberadaan orang lain di muka bumi ini terkecuali keberadaan Leon?" sindir Leo tajam.

Nebula tertawa simpul. "Benar juga." jawabnya singkat.

"Nebula, aku harap kau tidak keberatan aku membawa Lionelle denganku. Ada beberapa urusan yang harus kami selesaikan. Aku tidak perlu meminta izinmu sampai begitu spesifik, bukan? Kalau bisa berhentilah memiliki sifat terlalu mengejar pria. Kau sama sekali terlihat tidak menarik." ucap Leo tajam dan itu membuat Lionelle menoleh kepadanya.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang