Hoofdstuk 20 : Een Leugen

97 6 0
                                    

"Anastasia." panggil Lionelle. Anna menoleh kepada lelaki itu sambil mengangkat dagunya sedikit. "Untuk apa kau memanggilku? Apa ada sesuatu?" jawab Anna.

Lionelle menggeleng. "Apa kau sibuk? Bagaimana kalau menemaniku?" tanya Lionelle sambil tersenyum. Anna melihatnya dengan tatapan heran.

"Aku? Menemanimu? Apa kau tidak salah orang? Biarkan aku memanggil Nebula." ucap Anna.

"Tidak. Bukan Nebula. Aku mengajakmu." balas Lionelle.

Anna tertawa. "Benarkah? Kau tampak sedikit aneh." ucap wanita itu.

"Ayolah, apa jangan-jangan kau takut?" tanya Lionelle sambil tersenyum. Anna tertawa. "Takut? Untuk apa aku takut padamu? Tidak seperti kau adalah seorang canibal. Jadi kemana aku harus menemanimu?" tanya Anna.

"Akan tidak seru jika aku memberitahumu sekarang. Kalau begitu sampai jumpa nanti malam, Anna." ucap Lionelle sambil tersenyum.

"Kau membuatku merinding." ucap Anna sambil tertawa.

***

"Apa Ayahmu mengatakan sesuatu kepadamu?" tanya Anna. Leo tersenyum kemudian menggeleng. "Tidak. Hanya bertanya hal-hal yang sama sekali tidak penting untuk ditanyakan. Kau tahu sifat Ayahku yang suka membual." jawab Leo.

Anna mengangguk-angguk. "Kau tidak ada rencana hari ini?" tanya Anna. "Tidak. Urusanku sudah selesai hari ini. Kenapa?" tanya Leo.

"Tidak mau pergi keluar?" ajak Anna. "Berdua?" tanya Leo lagi. Anna mengangguk kemudian menjawab, "Hmm... tentu saja. Memangnya kau mau mengajak siapa lagi? Lionelle atau Lanzo? Atau mungkin mereka berdua? Aku tidak masalah kok. Double date akan bagus untuk Lionelle dan Lanzo!" seru Anna sambil tertawa.

"Lupakan saja. Siapa yang mau membawa perusuh seperti Lionelle dan Lanzo? Mereka hanya akan mengacaukan kencanku dengan istriku." jawab Leo.

Anna tertawa. "Kencan? Apa ini termasuk kencan?" tanya wanita itu. "Tentu saja!" jawab Leo antusias.

"Kita kan sudah menikah, kenapa kencan?" tanya Anna sambil tertawa. "Tidak tahu. Kata kencan terdengar lebih menarik." jawab Leo.

"Jadi, bagaimana? Maukah kau berkencan denganku?" tanya Leo sambil tersenyum.

"Tentu." jawab Anna. "Kemana kita akan pergi?" tanya Anna bersemangat.

"Kemanapun yang kau mau." jawab Leo. Wanita itu tersenyum, kemudian Leo berkata, "Ayo." ajaknya.

***

"Kau benar-benar akan mengajakku melakukan hal semengerikan ini?" tanya Anna khawatir dengan ekspresi ketakutannya. Leo tersenyum kemudian berkata, "Tentu saja! Ini tidak semengerikan yang kau pikirkan." jawab Leo tertawa.

"Apa kita benar-benar kencan? Ini lebih seperti berjalan melayang ke dalam jurang ketimbang sebuah kencan." balas Anna.

Leo tertawa keras. "Ayolah! Percayalah padaku. Kita hanya akan menaiki sebuah yacht! Ayolah! Pengemudiku handal!" jawab Leo meyakinkannya.

Akhirnya setelah lama meyakinkan wanita itu, mereka menaiki yacht itu. Kemudian Leo bertanya kepada Anna, "Katakan kepadaku. Kenapa kau sangat takut untuk naik tadi?" tanya Leo sambil tersenyum.

"Tidak apa. Lupakan saja. Hanya sebuah trauma kecil dengan hal-hal seperti laut, yacht, dan air." jawab Anna.

"Ingatan yang kurang menyenangkan, ya?" tanya Leo. "Ya, kurang lebih begitu." jawab Anna sambil tersenyum. "Semua orang memiliki kenangan seperti itu. Lebih baik untuk dilupakan." ucap Leo.

"Ya, aku rasa lebih baik begitu." jawab Anna. Detik selanjutnya Anna bertanya kepada lelaki itu, "Leo, bisakah aku bertanya? Walaupun aku tahu pertanyaan ini tidak penting sama sekali." sambung Anna.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Where stories live. Discover now