Hoofdstuk 59 : Kleine Pion

48 5 4
                                    

Lanzo dapat melihat gadis itu yang tampak sedikit sedih karena ia harus pergi dengan Nebula. Walaupun Lanzo mengatakan ia akan segera menyusul, dan walaupun dia sudah diperingati oleh orang itu agar tidak melewati batas, tetap saja Lou - Cynthia sudah terlanjur jatuh hati pada lelaki yang berada tepat didepannya ini.

"Aku akan menyusul," ucap Lanzo datar. Hubungan mereka sedikit sulit belakangan ini, yang membuat ketidaknyamanan menyelimuti mereka berdua. Lou akhirnya menunduk dan Nebula menarik tangannya sambil berkata, "Ayo, Lou." ucap gadis itu dan begitulah mereka berpisah sementara.

Itu memang terdengar sedikit menyedihkan, tetapi tidak ada yang bisa Lanzo lakukan. Lagipula ia sudah merencanakan semuanya dengan Lionelle. Ia sangat ingin tahu, bagaimana sosok adiknya itu. Jadi, tidak mungkin ia melewatkan satu-satunya kesempatan yang ia miliki dalam hidupnya.

Kemudian Lanzo langsung berbalik ketika melihat audi hitam yang dinaiki Nebula dan Lou telah menghilang. Lelaki itu segera menemui Lionelle. Dan benar saja, Lionelle tengah duduk di taman sambil menikmati segelas susu, tetapi tentu saja bukan dengan gelas kesayangannya yang sudah pecah dan belum diganti oleh Lanzo sebagaimana janjinya.

"Kapan kita akan melakukannya?" tanya Lanzo. Lionelle menoleh pada lelaki itu. "Secepatnya," jawab Lionelle singkat. Lanzo kemudian mengambil tempat duduk di sebelah Lionelle. "Kau yakin ini akan berhasil?" tanya Lanzo. Lionelle mengangguk dan berkata, "Tentu saja. Kau adalah kail terkuat yang bisa digunakan untuk menangkap sebuah ikan, tidak peduli ikan jenis apa." sambung Lionelle tersenyum kecil.

Kemudian Lanzo sempat tertawa. "Memangnya adikku yang asli itu juga masih termasuk ikan?" jawab lelaki itu dengan humornya. "Jangan bertanya, dia megalodon yang sudah hampir punah. Satu dari seribu," jawab Lionelle percaya diri.

Lanzo tertawa. Kemudian Lanzo bertanya, "Kalian berkomunikasi belakangan ini?" tanya Lanzo. Lionelle menggeleng. "Tidak pernah. Hanya sekali yang kuceritakan kepadamu itu saja." jawab Lionelle jujur.

Lanzo mengangguk-angguk. "Baiklah, karena Lou sudah pergi mari kita melakukan ini secepatnya." ujar Lanzo dan pembicaraan mereka selesai begitu saja.

***

Malam itu Anna menyelinap keluar. Ia melihat wanita itu. Benar, Laila. Laila tampak sangat mencurigakan dan wanita itu tampak sangat berhati-hati, yang membuat Anna semakin bertanya-tanya apa yang disembunyikan oleh wanita itu.

Kemudian betapa kagetnya, ia melihat Nebula! Maksudnya itu sebenarnya tidak masalah, namun walaupun Nebula dan Laila kakak beradik kandung, mereka tidak pernah berada di jalan yang sama. Kemudian Anna mendengar Laila mengatakan, "Kau sudah mengerti, bukan? Pada saat yang ditentukan, bawa Lou kemari atau kau akan tahu, aku akan mengambil Lionelle dari tanganmu. Kau sudah tidak punya pilihan, bukan? Daripada membantu Lanzo, bukankah kau lebih cinta dengan Lionelle?" ucap Laila sambil tertawa sinis dengan Nebula yang tampak datar dan menjawab. "Baik, jangan sentuh Lionelle." jawab gadis itu.

Anna tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Apakah itu berarti rencana Lanzo untuk melindungi Lou akan gagal? batinnya segera hendak meninggalkan tempat itu. Namun karena wanita itu terlalu tergesa-gesa, tanpa sadar ia menyenggol vas bunga yang ada di dekatnya sehingga vas itu pecah dan Laila beserta Nebula langsung menoleh. "Siapa??!" seru Laila kemudian hendak menghampiri.

Disaat itu juga Anna menutup mulutnya serapat mungkin dan seketika ia dapat merasakan tangan seseorang menariknya dari belakang dan membawanya ke dalam suatu ruangan yang ada dari belasan ruangan di lorong itu.

Saat mereka sudah berada di dalam ruangan itu, Anna menatap lelaki itu, ternyata dia adalah Lionelle!

Tangan Lionelle masih menutup mulut Anna dengan rapat sambil mengisyaratkan dengan bahasa tubuh agar Anna tetap diam dan tenang. Anna pun melakukannya demi keselamatan mereka berdua.

Setelah sepuluh menit kemudian, akhirnya mereka dapat berinteraksi secara normal. Lionelle tersenyum kecil, "Apa aku baru saja mendapatimu yang tengah menguping?" tanya Lionelle.

Anna maju mendekati Lionelle. "Bukankah kau mendengarnya juga? Aku harus segera memberitahukan ini kepada Lanzo-"

"Tidak perlu." potong Lionelle.

"Biarkan mereka," sambung lelaki itu. Anna langsung memasang tampang heran sekaligus kesal.

"Apa kau gila?!" bentak wanita itu tanpa pikir panjang.

"Menurutmu bagaimana?" balas Lionelle masih bisa bercanda.

"Tentu saja kau gila!" jawab Anna tanpa ragu.

"Aku tidak peduli jika kau berantam dengan Lanzo, tetapi yang kutahu Lanzo sangat ingin menjauhkan Lou dari semua ini. Dan meskipun Nebula dan kau memiliki hubungan yang sangat rumit aku tidak peduli." sambung Anna.

"Ck, kau ini sangat cerewet. Untung juga aku tidak jadi denganmu." canda Lionelle yang membuat amarah wanita itu semakin menjadi-jadi.

Wanita itu melototkan kedua matanya.

"Astaga. Aku bercanda," balas Lionelle tertawa.

"Baik. Dengar, Anna. Aku dan Lanzo sudah memiliki rencana kami." sambung Lionelle yang seketika berubah menjadi serius. Anna tampak terkejut. "A-Apa maksudmu?" tanya Anna heran.

"Dengarkan aku baik-baik. Aku dan Lanzo tidak bertengkar. Kau sudah paham? Dan Lou itu, si gadis kecil itu, dia bukan adik Lanzo. Jadi berhentilah bereaksi seperti  cacing kepanasan." jelas Lionelle.

"Tidak mungkin," balas wanita itu heran.

"Lou bukan adik Lanzo, dan jika Laila memang benar-benar menjalankan rencana busuk itu, tidak ada yang dirugikan disini." sambung Lionelle.

"Tapi, tapi kau juga harus memikirkan Lanzo. Kau bisa lihat betapa sukanya Lanzo pada Lou!" seru Anna tidak terima.

"Dengarkan aku baik-baik. Sebesar apa pun rasa suka Lanzo terhadap gadis itu, itu akan sia-sia. Dan aku tidak akan membiarkan Lanzo dengan gadis itu." balas Lionelle yang terdengar serius.

"Kenapa?" tanya Anna tidak terima.

"Yang pertama, Lou hanyalah sebuah pion. Yang kedua, dia itu palsu. Yang ketiga, Lou ini datang dari negeri antah berantah yang tidak jelas asal-usulnya. Tentu saja aku tidak akan membiarkan adikku bersama gadis itu." jelas Lionelle.

"Omong kosong-"

"Sebenci apapun aku dengan Lanzo karena Ayah sangat menyayangi dia, aku juga peduli dengannya." potong Lionelle.

"Ditambah alasan keempat, adik Lanzo yang asli akan muncul sebentar lagi." sambung Lionelle.

Anna tampak terkejut.

"A-Adik Lanzo yang asli?" ucap wanita itu mengulangi perkataan Lionelle.

"Ya. Dan satu-satunya cara agar itu terwujud adalah dengan mengorbankan Lou, si pion kecil." jawab Lionelle.

"Kau pasti bercanda, tidak mungkin yang kau maksud adalah Lou harus tersingkirkan?" tanya Anna memastikan pemikirannya.

Lionelle mengangguk setuju. "Kau kira yang asli ini sudi memiliki kembaran? Jangan harap. Hanya dia yang ada. Hanya dia yang harus ada di mata Lanzo. Dialah pemeran utamanya, Anna. Bukan Lou, si pion kecil yang berasal dari negeri antah-berantah itu." jelas Lionelle.

Anna terdiam dan tidak bisa mengatakan apapun lagi. "Dan sekarang yang bisa kita lakukan untuk membantu Lanzo bertemu dengan adiknya itu adalah menyingkirkan Lou kecil ini demi kebaikan Lanzo." sambung Lionelle.

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang