Hoofdstuk 36 : Ontslagen?

79 8 2
                                    

Setelah itu mereka berdua masuk kedalam kamar mereka dan Leo langsung menarik tangan Anna dan membawanya ke tempat tidur.

"Kau akan langsung tidur?" tanya Leo sambil berhadap-hadapan dengan wanita itu.

"Tidak, aku belum ngantuk." jawab Anna sambil menatap Leo.

"Soal adik kandung Lanzo, apa kau akan melakukan sesuatu padanya?" tanya Anna seketika.

Leo menatap wanita itu kemudian menjawab, "Aku sedang mencarinya," jawab Leo.

"Dan jika ternyata kau sudah menemukannya?" tanya Anna.

"Aku akan menjanjikannya seluruh istana ini." jawab Leo.

Anna sempat terdiam sejenak. "Kenapa? Bukankah kau memiliki 2 orang saudara? Kenapa kau malah memberikannya kepada anak itu?" tanya Anna heran.

"Aku berhutang sesuatu yang besar pada Lanzo dan Ibunya. Walaupun Lanzo berkata ia baik-baik saja dan ia sudah memaafkanku, tetapi aku masih hidup dalam rasa bersalah itu. Jadi aku akan menebusnya pada anak itu." jelas Leo.

"Menurutku walaupun tindakanmu ini baik, tetapi Lanzo pasti akan menolaknya. Kau pasti tahu kalau Lanzo adalah orang yang tidak suka menerima sesuatu dari orang lain. Karena ia tidak ingin merasa terbebani." balas Anna.

"Ya, aku tahu. Aku akan memaksa Lanzo anak sinting itu." jawab Leo sambil tersenyum miring.

Mendengar jawaban tersebut Anna pun ikut tersenyum.

Detik selanjutnya Anna bertanya kepada lelaki itu, "Urusan kerajaan baik-baik saja?" tanya Anna sambil menatapnya.

Leo tersenyum lelah kemudian menjawab, "Semuanya baik-baik saja. Tetapi ini terasa sedikit melelahkan bagiku. Sebelum Ayah meninggal, aku sudah pernah mengatakan kepadanya kalau aku tidak mau menjadi Raja yang selanjutnya. Aku menyuruhnya memilih Lanzo ataupun Lionelle. Lanzo lebih bagus, aku tak bisa membayangkan jika Lionelle yang memimpin negara ini. Mungkin yang hanya dipentingkannya hanyalah produksi susu di negara ini." ucap Leo sambil bercanda.

"Dan kau tahu Lanzo juga bukanlah orang yang menginginkan kekuasaan seperti ini," sambung Anna.

"Ya, tentu aku tahu betul sifat anak itu. Tetapi beban ini terlalu berat padaku." jawab Leo.

"Kau pasti bisa melakukannya. Aku percaya padamu."

***

"Saya melapor, Yang Mulia. Pelayan kita bertambah tahun ini, dan sepertinya jauh lebih pesat dari tahun kemarin." ucap seorang lelaki sambil tengah menghormat kepada Leo.

Leo mengalihkan pandangannya pada lelaki itu. "Bagaimana dengan yang lainnya?" tanya Leo.

"Pengawal dan pegawai lainnya saya rasa tidak memiliki pengaruh yang begitu besar, Yang Mulia." jawab lelaki itu.

"Begitu rupanya. Dan berapa pelayan baru yang kita miliki?" tanya Leo.

"Ada 19 orang pelayan yang baru masuk tadi pagi, Yang Mulia." jawab lelaki itu.

"Baiklah, segera kirimkan datanya ke aku. Kau boleh pergi." ucap Leo mengakhiri.

Setelah itu Leo langsung pergi mencari keberadaan Lanzo, adiknya itu. Ternyata disitu dia berdiri, batin Leo. Pas sekali dengan tampangnya, Lanzo sangat suka melihat keluar jendela.

"Kau menikmati waktumu?" ucap Leo menghampiri adiknya itu yang membuat Lanzo menoleh padanya.

Lanzo tersenyum miring. "Hari masih belum gelap, kenapa kau mencariku?" tanya Lanzo sambil tersenyum.

"Kudengar kita kedatangan 19 pelayan baru. Kau tertarik untuk mengambil beberapa sebagai pelayanmu?" tawar Leo.

Lanzo memberikan senyumannya. "Pelayanku? Bukannya aku sudah dikelilingi oleh para pelayan setiap hari?" tanya Lanzo heran dengan senyumnya.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Where stories live. Discover now