Hoofdstuk 53 : Wie ben Jij?

58 6 2
                                    

"Nebula! Kau sudah kembali?" tanya Anna menyambut Nebula dengan hangat kemudian memberikannya sebuah pelukan. Nebula tersenyum. "Iya, aku merindukan kalian." jawab gadis itu. Ia memang rindu melihat keadaan disini, tetapi bukan itulah alasan ia datang. Ia datang karena Lanzo membutuhkan bantuannya.

"Ngomong-ngomong, kenapa aku tidak melihat Lanzo?" tanya Nebula. "Oh, kau pasti tidak tahu. Lanzo telah menemukan adiknya, dan mereka sedang berada di Milan. Mungkin 3 hari lagi baru kembali," jelas Anna. Nebula hanya mengangguk.

"Apa kau sudah bertemu dengan Lionelle?" tanya Anna kemudian. Nebula mengangguk. "Bagaimana? Apa dia mengakatakan sesuatu padamu?" tanya Anna. "Tidak ada," jawab Nebula singkat.

"Leon dan Lanzo hanya sedang kesal satu sama lain, kau tidak perlu terlalu memikirkannya. Lambat laun pasti mereka akan baik-baik saja." ucap Anna menenangkan gadis itu.

Nebula tersenyum hangat.

***

"Ada apa denganmu belakangan ini, Keenan? Kau selalu berusaha menghindariku." ucap Lanzo dengan sedikit kesal. Lou menoleh padanya. "Aku tidak menghindarimu," jawab gadis itu.

"Lalu apa itu? Kau bertingkah aneh setiap harinya, Keenan." balas Lanzo yang sudah tampak kesal. Lou terdiam sejenak. "Apa kau masih bermain-main juga denganku? Bukannya aku sudah mengatakan kalau aku ingin serius denganmu? Aku bahkan melamarmu dan kau menghilangkan cincin yang baru saja kuberikan kepadamu satu hari sebelumnya. Kau juga selalu berusaha menghentikanku ketika aku ingin mendekatimu." ucap Lanzo panjang kali lebar.

"Aku mengkhawatirkanmu! Aku takut kalau kita pulang dari sini kau akan terkena masalah. Aku takut mereka akan melakukan sesuatu padamu. Dan aku takut-" ucapan gadis itu terhenti seketika.

"Apa lagi yang kau takuti?!" bentak Lanzo akhirnya.

Mulut gadis itu membeku seketika. Ia tidak bisa berbicara lagi. "Lupakan saja," jawab gadis itu. Aku takut kita tidak memiliki banyak waktu lagi, Lanzo, batin gadis itu.

Lanzo mengeraskan rahangnya. "Kita akan kembali besok," ujar lelaki itu kemudian melangkah keluar meninggalkan Lou sendirian di kamar itu. Gadis itu menangis seketika ketika Lanzo meninggalkannya. Sial! umpat gadis itu berkali-kali dalam hatinya.

Ini semua akibat perbuatan gadis itu sendiri. Ia tidak seharusnya membangkang. Dan kapanpun saatnya tiba, ia sudah siap untuk mengorbankan dirinya demi Lanzo.

***

Malam itu, Nebula ragu. Ia tengah berada tepat di depan pintu kamar Lionelle. Hanya satu ketukan, dan dia akan masuk. Namun dia bingung. Apakah ia harus melakukan ini atau tidak? batinnya bertanya.

Kemudian pintu itu terbuka sendirinya dari dalam dan Nebula langsung membeku begitu ia melihat Lionelle berada tepat di depannya.

Lionelle menatapnya dengan datar. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Lionelle. Gadis itu terdiam sejenak kemudian menjawab, "Tidak ada," jawabnya yang membuat Lionelle hendak melangkah melewati gadis itu.

Detik selanjutnya Nebula langsung menarik tangan Lionelle sehingga lelaki itu berhenti melangkah dan berbalik menghadap Nebula. Lionelle masih saja diam. Sementara itu, Nebula memberanikan dirinya dan kemudian menempelkan bibirnya pada bibir Lionelle.

3 detik kemudian, gadis itu melepaskan bibirnya dari bibir Lionelle. Namun Lionelle langsung menarik Nebula dan membawanya ke dalam kamarnya. Ia mendorong gadis itu dengan kasar sehingga Nebula terbaring di atas kasurnya. Lionelle melonggarkan dasi yang dipakainya dan kemudian naik ke kasur dan melumat bibir Nebula. "Aku bisa memperlakukanmu seperti ini jika kau mau. Aku juga bisa merusakmu sekarang jika memang itu yang kau mau. Jadi jangan pernah memancingku." ucap Lionelle tepat di telinga gadis itu. "Lakukanlah sekarang," ucap Nebula yang membuat lelaki itu menatapnya membeku.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Where stories live. Discover now